GRESIK, Berita Utama – Sebagian besar petani wilayah selatan di Kabupaten Gresik sedang panen raya padi yang kedua atau yang terakhir dalam masa kemarau. Kendati hasil panen ada sedikit penurunan dibandingkan dengan panen pertama, tetapi mereka mengaku tidak mengalami kerugian.
Seperti pengakuan Imam (37), salah satu petani asal Desa Sambiroto, Kecamatan Balongpanggang. Diakuinya ada sedikit penurunan hasil panen padi dari lahan sawah miliknya dengan luas sekira 20 × 50 meter.
“Kalau panen pertama kemarin dapat 55 karung sak, di panen kedua ini dapat 40 karung sak besar,” kata dia saat ditemui beritautama.co di sela-sela mengumpulkan gabah di rumahnya, Kamis (01/06/2023).
Menurutnya, hasil panen kedua kali ini terbilang cukup bagus dan tidak mengalami kerugian. Di mana, satu karung sak besar yang berisi gabah tersebut beratnya sekitar 40 kilogram.
” Karena memang sudah gak ada hujan. Penurunannya juga wajar, dan tidak karena ada hama maupun penyakit,” tambahnya.
Imam mengungkapkan bahwa, hasil dari panen ini tidak dijual keseluruhannya. Akan tetapi, sebagiannya ia simpan untuk konsumsi pribadi.
“Ini nanti dijual ke tengkulak yang datang langsung ke rumah. Kalau gabah masih basah dihargai Rp 5.500 perkilogram. Sedangkan kalau sudah dijemur kira-kira sekitar Rp 6.000-6.500 perkilogram. Disisakan 10-15 karung sak untuk keluarga,” tutur dia.
Ketika datang musim kemarau, sebagian besar petani di desa setempat membiarkan lahannya tidak digarap untuk sementara waktu. Karena kondisi tanah tidak memungkinkan untuk diolah dan ditanami tanaman dalam jenis apapun.
“Setelah ini ya gak tandur lagi, karena sudah musim kemarau. Selain tidak ada air, termasuk juga kondisi tanahnya sudah retak-retak,” ucap dia.
Hal senada disampaikan oleh Erdian (31) petani asal Desa Tulung, Kecamatan Kedamean bahwa, panen raya juga sedang berlangsung di desa setempat.
“Ini hampir setiap hari ada panen. Hasilnya juga cukup baik, meskipun ada sedikit penurunan,” pungkas dia.
Komentar telah ditutup.