GRESIK-beritautama.co– Berbagai skema solusi coba disimulasikan dan ditawarkan oleh Anggota DPRD Gresik M Syahrul Munir untuk mengatasi permasalahan banjir rob akibat gelombang air laut pasang. Khususnya seperti yang melanda di wilayah Mengare yang meliputi Desa Tajung Widoro, Watuagung dan Kramat Kecamatan Bungah.
“Kami sudah komunikasikan dengan pihak JIIPE (java integrated industrial port and estate) untuk membantu penanaman mangrove sebagai water breaker alami disitu. Dan mereka setujui untuk membantu,”ungkap politisi PKB itu setelah melakukan sidak ke Mengare, Rabu, (25/05/2022).
Tetapi, sambung Syahrul Munir, kepala desa maupun tokoh disana tak sepakat. Sebab, pantaianya sangat mepet laut dan gelombang cukup tinggi di wilayah tersebut. Ketika Mangrove ditanam belum sempat tumbuh dan akarnya kuat, khawatir hilang tergerus ombak besar.
“Daripada nanti mubazir karena hilang terkena ombak. Sebagian pinggiran yang jarak pantainya masih cukup panjang dan dangkal ketika air laut, sudah ditanami mangrove juga,”imbuh dia.
Sejatinya, lanjut dia, pembangunan water breaker juga bisa dilakukan secara bertahap. Yakni, melalui bantuan keuangan (BK) dengan proposal yang diajukan oleh pemerintah desa.
“Dari komunikasi yang saya lakukan dengan Bidang Anggaran DPPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) Gresik, boleh dan bisa BK untuk pembangunan water breaker melalui pengajuan dengan proposal. Tetapi memang, butuh anggaran yang sangat besar. Jadi, tak mungkin bisa langsung selesai kalau melalui BK,”tandas dia.
Sedangkan bentuk pemerintah hadir ditengah bencana bagi petambak yang hancur karena ikan dan tambaknya jebol, lanjut Syahrul Munir, bisa melalui bantuan tak terduga (BTT). Tetapi, ada beberapa persyaratan yang haraus dipenuhi dulu.
“Hasil komunikasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Gresik, BTT bisa masyarakat yang terdampak. Tetapi terlebih dulu harus ditetapkan dalam peraturan bupati kondisi bencana. Kemudian, diatur persyaratan mereka yang bisa menerima bantuan,” urai dia.
Dari hasil sidak yang dilakukan, bantuan yang dibutuhkan petani tambak yakni mengeruk tambak untuk membuat pematang tambak yang jebol. Dan hal tersebut harus menggunakan alat berat.
“Kendalanya, tidak ada alat berat yang dimiliki pemerintah daerah untuk membantu itu. Jadi, serba sulit juga,”papar dia.
Seperti diiketahui, banjir rob melanda di Kecamatan Gresik, Ujungpangkah, Manyar, dan Bungah yang menyebabkan pemukiman maupun tambak terendam serta abrasi Kamis (19/05). Yang terparah puluhan hektar tambak tenggelam akibat banjir rob. Bahkan, areal tambak tampak seperti lautan. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta, Tingginya air pasang membuat pematang di beberapa lahan tambak jebol. Alhasil, berdampak pada puluhan tambak yang lain hingga mengakibatkan tenggelam. Para petani tambak kelimpungan. Sebab, banyak ikan yang seharusnya siap dipanen terpaksa harus lepas ke laut.
Berbagai cara dilakukan para petani tambak untuk menyelamatkan lahan maupun ikan mereka. Misalnya dengan menaikan bendungan tambak dan memasang jaring pembatas.Namun, gagal karena pasang air laut sangat besar.