GRESIK- beritautama.co- Tenaga kerja lokal yang sudah terserap dalam pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, masih sangat kecil. Hal tersebut terungkap ketika Komisi IV DPRD Gresik mengundang hearing Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Gresik.
“Total masih 204 tenaga kerja lokal sesuai data Disnaker Gresik,”ucap Anggota Komisi IV, Musa, Minggu (03/04/2022).
Dijelaskan politisi Partai Nasdem ini, berdasarkan data di Disnaker Gresik ada 6 perusahaan yang terlibat dalam pembangunan smelter PTFI di Gresik. Yakni, PT Chiyoda Internasional Indoensia, PT Adhi Karya, PT SMCC, PT FTTJO, PT Wijaya Karya dan PT G4S.
“Dari komposisi tenaga kerja lokal yang terserap di proyek smeter, didominasi oleh PT Adhi Karya dengan 162 pekerja. Sedangkan PT Chiyoda Internasional Indonesia sebanyak 42 pekerja,”imbuh dia.
Secara spesifik lagi, tenaga kerja asli putra daerah dari Kecamatan Manyar yang bekerja di proyek smelter sebanyak 59 pekerja yang direkrut oleh PT Chiyoda Internasional Indonesia sebanyak 3 orang dan PT Adhi Karya sebanyak 56 orang. Sedangkan pekerja di luar dari wilayah Kecamatan Manyar tetapi masih di Kabupaten Gresik, sebanyak 24 orang. Yang terdiri dari 6 orang direkrut melalui PT Chiyoda Internasional Indonesia dan 18 orang melalui PT Adhi Karya.
Hal senada dikatakan oleh Anggota Komisi IV DPRD Gresik lainnya, Bustami Hazim. Menurutnya, ada beda penafsiran dalam mengartikan ring satu untuk penyerapan tenaga kerja di PTFI tersebut. Sebab, ring satu perusahaan ternyata bukan sekedar di wilayah Kecamatan Manyar melainkan Jawa Timur.
“Jadi ring satu adalah seluruh Jawa Timur. Ada 64 orang yang dipekerjakan. Yakni melalui PT Chiyoda Internasional Indoensia sebanyak 2 orang dan PT Adhi Karya sebanyak 62 orang,”jelas dia.
Sedangkan pekerja di luar Jawa Timur, lanjut dia, ada 57 orang yang melalui PT Chiyoda Internasional Indonesia sebanyak 31 orang dan PT Adhi Karya sebanyak 26 orang.
Politisi PKB tersebut berharap Disanaker Gresik tidak hanya menyiapkan tenaga kerja untuk industri semata, tetapi mendorong pelatihan-pelatihan yang menjadikan kemandirian bagi tenaga kerja. Termasuk, sertifikasi kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini. Sebab, sertifikasi kompetensi juga sangat dibutuhkankan.
Pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) dilakukan ground breaking oleh Presiden Joko Widodo. Nilai investasiny mencapai Rp 42 triliun yang akan menggunakan sewa seluas lahan 100 hektar.
Pembangunan dalam skala besar, sesuai yang direncanakan akan dimulai 2022 hingga 2023 nanti yang membutuhkan sekitar 40 ribu pekerja. Kebutuhan tenaga kerja akan menurun ketika beroperasinya pemurnian konsentrat tembaga pada 2024 nanti beroperasi, kebutuhan tenaga kerja PTFI sekitar 1.000 orang. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk operasional smelter harus memiliki kualifikasi khusus.
Smelter PTFI berkapasitas 1,7 juta ton konsentrat per tahun 480 ribu ton logam tembaga. Pengolahannya menggunakan teknologi outotec flash smelting dan flash coverting. Selain itu, fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) kapasitas 6.000 lumpur anoda pertahun. Diolah dengan teknologi hydrometarulgy.<>