JATIM – Beritautama.co – PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur memastikan seluruh pelanggan terdampak erupsi Gunung Semeru kembali mendapat pasokan listrik secara normal.
General Manager PLN UID Jawa Timur Lasiran memastikan tidak ada kerusakan berarti dari sisi jaringan kelistrikan PLN akibat erupsi tersebut.
“Untuk pergantian tiang roboh, personel PLN masih menunggu izin dari BPBD setempat setelah situasi dinyatakan kondusif,” ujarnya, Selasa (6/12/2022).
Sementara bantuan dari PLN untuk warga terdampoak erupsi Gunung Semeru diserahkan Lasiran kepada Bupati Lumajang Thoriqul Haq.
Bantuan dari PLN senilai Rp100 juta itu merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PLN. Bantuan secara simbolis diserahkan dalam bentuk 50 dus mi instan, 50 karung beras 5 kg, dan 25 dus makanan ringan. BUMN ini juga akan memberikan bantuan tambahan berupa posko kelistrikan, food truck, dan kamar mandi portable di sekitar lokasi pengungsian.
Sebelumnya, PLN melalui Yayasan Baitul Maal (YBM) juga telah menyalurkan bantuan 690 porsi makanan siap saji, 3.000 pcs masker, 70 dus air mineral, 50 karung beras, 10 dus mi instan, dan 1 karton minyak goreng. Sementara untuk layanan kesehatan, YBM PLN mengerahkan 2 ambulans, 3 orang tenaga medis di Posko Pengungsian Candipuro, Penanggal, dan Supit Urang.
Bersamaan dengan kunjungan kerja Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Lasiran melaporkan bahwa kondisi kelistrikan terkini sudah pulih kembali. Hingga Senin (5/12/2022) pukul 12.48 WIB, PLN telah berhasil memulihkan 119 gardu distribusi dari 121 gardu yang terdampak. Sementara pasokan listrik untuk 29.945 pelanggan sudah kembali normal.
“Kami telah menerjunkan 50 personel untuk bergerak cepat memulihkan pasokan listrik ke pelanggan di wilayah yang terdampak. Alhamdulillah seluruh pelanggan yang terdampak pasokan listriknya kembali normal, sisa 2 gardu distribusi yang berada di zona tidak aman namun warganya sudah berada di pengungsian,” ujarnya.
“Kami memastikan pasokan listrik ke seluruh rumah pelanggan, 14 posko-posko pengungsian di Candipuro dan Pronojiwo, serta fasilitas kelistrikan di huntara dan huntap aman. Namun yang paling penting adalah keselamatan warga yang paling utama,” tukasnya. (*/zar)