GRESIK – Beritautama.co – Harga jual yang tergolong murah lantaran banyaknya tengkulak yang menjadi perantara untuk memasarkan kunyit dikeluhkan para petani. Seperti diungkapkan oleh Mokhammad Kosim, Petani Kunyit Desa Slempit, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik.
“Harga tani ke tengkulak satu kilogramnya antara Rp1.100-Rp 1.200 rupiah. Sedangkan harga di pasar bisa mencapai Rp4.000 rupiah hingga Rp5.000 rupiah,” ujar Mokhammad Kosim, Petani Kunyit Desa Slempit, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik kepada beritautama.co, Selasa (20/09/2022).
Dalam setiap panen, lanjutnya, satu karung besar tidak akan bisa mencapai perolehan 1 kuintal. Jika dihitung, diperkirakan hanya sekitar 70 hingga 80 kilogram.
“Bayangkan, satu sak (karung besar) kalau dihitung-hitung hanya dapat Rp88.000 rupiah. Itu belum tenaganya saat memanen,” keluhnya.
Dia melanjutkan, itu pun belum termasuk upah bagi tenaga bongkar atau tenaga panen dari orang lain. Satu orang biasanya diupah Rp100 ribu rupiah dengan perolehan hasil dapat 2 karung besar.
“Bagus kalau misalnya ada akses dari petani langsung suplai ke pabrik, jangan sampai dimakan tengkulak. Karena ada 2 sampai 3 tengkulak beralih tangan,” tuturnya.
Dirinya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Gresik agar memfasilitasi untuk bisa menjangkau perusahaan olahan tanaman rempah untuk menghindari potongan laba yang dilakukan oleh tengkulak. (feb/zar)