GRESIK – Beritautama.co – Dewan Koordinasi Cabang (DKC) Gerakan Pemuda (Garda) Bangsa Kabupaten Gresik menggelar talk show rembuk pemuda desa se-Kecamatan Benjeng di GOR Desa Munggugianti, Kecamatan Benjeng, Jumat (23/09/2022) malam.
Ketua DKC Garda Bangsa Kabupaten Gresik M. Syahrul Munir yang juga merupakan Anggota DPRD Gresik Fraksi PKB mengatakan bahwa berbicara konteks Gresik saat ini, maka sudah seharusnya kembali diisi oleh gagasan-gagasan dari anak muda.
“Sehingga ada forum aspirasi, atau nggedabrus bersama mereka. Intinya, kita beri ruang seluas-luasnya karena ini yg bisa memicu pergerakan pemuda,” ujarnya.
Kegiatan yang mengangkat tema “Peran Penting Pemuda Dalam Membangun Desa” tersebut sebagai salah satu upaya untuk memberikan kebebasan berekspresi pada pemuda dalam pembangunan desa.
Bicara masalah pemberdayaan, kata Syahrul, kalangan tua perlu adanya pemberdayaan, begitu juga untuk anak-anak muda. Mereka semua perlu diberdayakan untuk saling bekerja sama menyatukan visi dan misi menentukan arah beserta tujuan desa ke depannya nanti.
“Untuk step by step-nya, kalau ini adalah saran terutama bagi anak muda untuk gali potensi yang ada di desa, sehingga hal itu dijadikan sebagai bekal dan cita-cita bersama terutama adanya intervensi pemuda dalam pembangunan desa,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPRD Gresik Much. Abdul Qodir yang juga merupakan Ketua DPC PKB Gresik mengaku senang dan bangga karena Garda Bangsa sudah mulai bergerak menata organisasi dan strukturnya.
“Berbicara peran pemuda, konsepsi dalam kerangka kita hari ini adalah untuk berkontribusi membangun Gresik,” terangnya.
Qodir menegaskan bahwa konsepsi yang dibangun tentunya dalam rangka menuju desa maju dan mandiri, sehingga diperlukan kerangka kerja pembangunan berkelanjutan di mana aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi serta kemampuan desa untuk menyejahterakan kehidupan desa.
“Garda Bangsa ke depan, bagaimana kita melek kepada APBD dan APBDes, bahwa ini adalah uang rakyat yang harus dikelola sebaiknya-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat Gresik,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Metatu, Kecamatan Benjeng Diana Eviana menilai pemuda saat ini minim diberikan anggaran dana termasuk ruang gerak oleh pemerintah desa.
“Banyak SDM berkualitas dari desa, tapi mereka tidak punya ruang untuk mengembangkan diri. Akhirnya memilih untuk merantau keluar desa. Pada akhirnya, SDM di desa tertinggal dan belum berkualitas,” terangnya.
Diana Eviana melanjutkan, sehingga isu pertama yang dia angkat di desanya adalah memberikan ruang produktivitas SDM agar bisa bertumbuh, berkreasi, dan berinovasi. (feb/zar)