GRESIK- beritautama.co- Bupati Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) ketika menghadiri haflah akhirussanah dan wisuda purna siswa di Yayasan Sunan Giri Menganti terkesan dengan inovasi yang dihasilkan siswa SMK disana. Yakni pembuatan motor listrik. Bahkan, Gus Yani mencoba untuk mengendarainya.
“Inovasi pembuatan motor listrik itu, bagus. Akan tetapi, pesan saya yang lebih spesifik, punya tujuan. Misalnya bikin kursi roda listrik. Karena kursi roda di seluruh rumah sakit, seluruhnya impor. Harus punya spesifik keperuntukkan. Iki kudu produk teko SMK Sunan Giri (ini harus produksi dari SMK Sunan Giri-red). Harus tahu kondisi kebutuhan sekarang,” pesannya.
Yayasan Sunan Giri memiliki beberapa progam keahlian, baik di jenjang SMP, SMA, atau SMK. Salah satunya adalah produk motor listrik produk SMK. Selain itu, SMA Sunan Giri juga dinobatkan sebagai sekolah double track, yakni sekolah yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) reguler dan menyelenggarakan kegiatan pembekalan keterampilan secara berdampingan dengan memanfaatkan kearifan lokal.
Ditegaskan Gus Yani, Yayasan Sunan Giri kontribusi maupun manfaatnya terutama untuk wilayah Menganti dan sekitarnya harus diperjuangkan. Menjadi murid yang pintar secara akademik tidak cukup, melainkan juga dibutuhkan keahlian beserta keterampilan, atau inovatif.
“”Sekelompok orang berpikir masa depan untuk cucunya. Niku saking hebat e wong biyen (itu karena hebatnya orang terdahulu-red). Berkumpul, berdiskusi, mikir gawe anak putune (berpikir buat anak cucunya-red). Hari ini karya-karya beliau kita rasakan. Nek boso Jawa e iku akeh akal e (Dalam bahasa Jawa disebut banyak akal-red),” dalam sambutan yang disampaikan oleh Bupati Gresik.
Gus Yani juga menekankan terkait pendalaman kurikulum ke-Aswaja-an kepada siswa didik guna mencegah agar tidak terjerumus ke aliran sesat. Karena sasaran utamanya adalah generasi muda.
Hj. Siti Muniro selaku ketua panitia sekaligus Kepala SMA Sunan Giri menyampaikan terima kasih kepada para tamu undangan dan para orang tua wali murid yang berkenan hadir guna menyaksikan Haflah Akhirussanah. “Kehadiran panjengengan (Anda-red) sekalian merupakan bentuk spirit moral dari kami,” terangnya.
Dilanjutkan oleh Ketua Umum Yayasan Sunan Giri, H. Muhammad Muji membeberkan sekilas sejarah berdirinya yayasan yang tidak lepas dari para Kiai, pendahulu, dan guru yang sudah berjuang keras mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Diketahui, Yayasan Sunan Giri Menganti Gresik pernah beberapa kali berganti nama sebelumnya sejak berdirinya di tahun 1961.
Senada dengan yang disampaikan oleh Ketua Umum Yayasan, Zaenuri selaku Ketua Pembina mengatakan, “Para pendahulu dan pendiri Yayasan menyadari pentingnya pendidikan. Karena itu, mereka bersama-sama dari unsur NU, Muhammadiyah, Nasional, juga menyertakan ulama’ Gresik di masa lalu,” tegas Zaenuri.
Ditambahkan Zaenuri, Yayasan Sunan Giri memiliki visi Ahlussunah Wal Jamaah. Sebagai penerus, lanjut ia, berharap agar mampu menjalankan amanah dan melanjutkan perjuangan dari para pendahulu, “Saya mohon doa restu kepada semua yang hadir. Karena ini yayasan umat, yayasan masyarakat. Dan Saya diberi amanah, semoga dapat mengemban amanah untuk peningkatan ke depan lebih baik, berkualitas, bermartabat, dan bermanfaat bagi umat,” tegasnya. mg2