BOJONEGORO – Beritautama.co – Budi daya ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan) kini mulai diminati oleh masyarakat. Salah satu warga yang telah menekuni budi daya ayam KUB ini adalah Fauzan, Warga Desa Sarirejo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro.
Fauzan menuturkan, awal mula dirinya membudidayakan ayam KUB adalah karena terinspirasi salah satu saudaranya yang ada di Kabupaten Madiun.
“Saat silaturahmi ke Madiun kebetulan melihat budi daya ayam KUB. Di situlah saya mulai tertarik untuk menggeluti budi daya ini,” ucap Fauzan, Rabu (16/03/2022).
Fauzan menyampaikan bahwa rintisan usaha ini berawal sekitar bulan 11 tahun 2020 bertepatan situasi saat itu sedang gencarnya pandemi Covid-19. Pihaknya memutar otak agar ekonomi keluarga tetap stabil saat pandemi, akhirnya budi daya ayam KUB inilah menjadi sasaran untuk digeluti sampai saat ini.
Lebih lanjut, Fauzan memaparkan perincian modal yang digunakan saat merintis usaha budi daya ayam KUB tersebut. Awalnya dia membeli 2 paket ayam KUB, setiap paket terdiri dari 5 betina dan 2 jantan dan per paket ayam KUB yang dia beli seharga Rp800.000, ayam ini sudah siap telur.
“Jarak 2 minggu ayam yang saya beli sudah bertelur dan siap produksi hingga saat ini,” papar Fauzan.
Di samping membeli bibit ayam indukan, dia juga membuat alat penetas tradisional. Dia mengungkapkan bahwa untuk alat penetas dengan kuota 150 telur membutuhkan biaya sekitar Rp200.000. Dengan modal seadanya inilah usahanya semakin bergeliat.
“Alat-alat yang kami gunakan sangat tradisional, dengan memanfaatkan bahan baku di sekitar rumah kami membuat alat penetas, Alhamdulillah alatnya masih tetap terpakai sampai saat ini,” ungkapnya.
Omzet yang didapat dari budi daya ayam KUB ini sangat luar biasa, Fauzan menjelaskan bahwa dengan 30 indukan yang saat ini dia miliki mampu menjual telur dengan omzet Rp900.000 per bulan, untuk penjualan DOC ayam KUB per bulan mendapatkan Rp2.925.000, dan untuk penjualan daging ayam KUB pihaknya menggunakan patokan harga daging di pasaran biasanya jika harga normal per bulan bisa mendapatkan omzet Rp22.500.000.
“Kami masih sebatas menjual daging ayam ke penjual sayur. Belum merambah ke perusahaan atau rumah makan yang membutuhkan ayam. Namun untuk calon indukan, telur, dan DOC sudah memiliki pelanggan di wilayah Tuban dan Lamongan,” jelasnya.
“Kami juga bisa melayani penetasan saja, pelanggan cukup mengirim telur dan ketika sudah menetas selang 1 minggu kita kirim kembali,” tukasnya. (han/zar)