GRESIK- beritautama.co- Kalangan dewan mendesak adanya kajian saluran irigasi secara menyeluruh se-Kabupaten Gresik. Sehingga, setiap tahun ada alokasi anggaran untuk menrmalisasi dengan memprioritas titik-titik irigasi yang mengalami sendimentasi atau pendangkalan harus ditangani organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
“Contohnya irigasi di Desa Gumeng Kecamatan Manyar. Kepala desanya mengelh kalau irigasi disana belum dilakukan normalisasi hampir 20 tahun,”ujar Ketua F-PKB DPRD Gresik, M Syahrul Munir setelah melakukan pemantauan pengerukan irigasi di Desa Sumberrejo Kecamatan Manyar, Rab (12/10/2022).
Dengan adanya hasil kajian, lanjut anggota Komisi II DPRD Gresik ini, OPD terkait memiliki pegangan data dalam mengusulkan angggaran untuk normalisasi irigasi di Kabupaten Gresik.
“Selama ini, OPD terkait tidak ada anggaran untuk kegiatan normalisasi irigasi. Pengerukan irigasi yang dangkal, berdasarkan proposala dari pemerintah desa kepada anggota dewan yang diusulkan melalui pokok-pokok pikiran (pokir) dewan,”ulas dia.
Selain melancarkan arus pembuangan air di musim hujan untuk mengatasi banjir, sambung Syahrul Munir, normalisasi irigasi sangat penting bagi petani maupun petambak. Khususnya petambak di wilayah Kecamatan Manyar bagian Barat. Mereka membutuhkan air dari irigasi untuk mengisi tambak ataupun membuang air ketika hendak panen ikan.
“Seperti pengerukan irigasi di Desa Sumberrejo, berdampak positif bagi petambak di Desa Tanggulrejo, Betoyoguci maupun Betoyo yang semuanya di Kecamatan Manyar,”papar dia.
Kondisi yang ada selama ini, ketika musim kemarau maka air irigasi surut dan sendimen sangat tinggi. Ketika musim penghujan, air penuh tetapi tetap saluran irigasi dangkal kalau tidak dilakukan pengerukan. Sehingga, tetap kurang maksimal manfaatnya bagi petambak disana.
“Ini menjadi pekerjaan rumah yang harus dibahas bersama antara eksekutif dan legislatif dan menjadi prioritas. Sebab, berpengaruh pada produktifitas pertanian maupun petambak,”pungkas dia.