JATIM – Beritautama.co – Sekelompok mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya memenangkan Piala Gubernur Jawa Timur dan mendapat hadiah sebesar Rp15 juta dalam kompetisi East Java Data Hackathon 2022. Kegiatan ini digelar oleh Junior Chamber Internasional (JCI) Chapter East Java berkolaborasi dengan Diskominfo Jatim di Alim Husin Hall, Singapore National Academy (SNA), Pepelegi, Kacamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.
Kompetisi Hackathon merupakan kegiatan kompetisi pemrograman yang berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. Kompetisi ini diikuti sejumlah 110 mahasiswa maupun mahasiswi aktif S1 dari berbagai universitas di Jawa Timur, dengan jumlah total peserta 110 orang yang dibagi per timnya 5 orang sehingga berjumlah 22 tim. Kelompok tim mahasiswa ITS yang meraih juara pertama dan memenangkan piala gubernur tersebut bernama Tim Horeee.
Kelima mahasiswa anggota Tim Horeee dari ITS tersebut, yakni di antaranya Bramandika, Jihan Nabilah, Lilik Setyaningsih, Nanda Novenia Shinta Hapsari, serta Wahidatul Wardah Al Maulidiyah, mereka berasal dari Jurusan Statistika pada tingkat Semester 7.
Dalam kompetisi yang digelar selama tiga hari berturut-turut itu, panitia memberi peserta data mentah dari beberapa sumber seperti BPS dan Diskop UKM Jawa Timur. Kemudian, mereka diminta untuk melakukan analisis mengenai kebijakan atau keputusan apa yang dapat diambil Pemerintah Daerah Jawa Timur untuk mengembangkan performa UMKM di Jawa Timur, lalu peserta diminta kreativitasnya untuk menentukan sudut pandang masalah dari tema dan data yang diberikan.
Anggota Tim Horeee Bramandika mengatakan bahwa tim mereka menentukan sudut pandang masalah dari tantangannya menghabiskan waktu sebanyak 17 jam.
“Kalau challenge itu dari tim kita, mulai dari menentukan problem statement dan visualiasinya sih, Kak, soalnya kita diskusi nge-spent waktu 17 jam untuk menentukan problemnya sih kak,” ungkapnya, Senin (21/11/2022).
Dia menjelaskan bahwa judul project dari timnya adalah “Tantangan Penetrasi Teknologi terhadap Perkembangan UMKM”. Dari judul tersebut, dia mengaku bahwa dirinyalah yang menyumbangkan ide sudut pandang masalah untuk project timnya.
“Kalau yang mencetuskan idenya sih aku sendiri kak dikarenakan aku juga memiliki project magang yang kebetulan tentang penetrasi juga,” jelasnya.
Dia menerangkan, alasan timnya mengambil ide itu adalah karena potensi yang bisa dikembangkan UMKM di era digitalisasi.
“Alasan kita ngambil ide itu sih karena potensi yang bisa dikembangkan apabila UMKM didigitaliasi kak, jadi kita pengen tahu sebenarnya apasih hal yang membuat kenapa penetrasi teknologi terhadap UMKM itu rendah,” terangnya.
Setelah penentuan ide sudut pandang masalah itu, lebih lanjut dia menjelaskan proses timnya dalam mengerjakan project di kompetisi tersebut, yakni mulai dari penentuan problem statement, kemudian analisis data, serta pembagian tugas per anggota tim. Ada yang bertugas visualisasi hasil analisis, ada yang copy writing, dan ada yang membuat template infografik. Dalam pembagian tugas itu, Bramandika bertugas dalam copy writing.
Dia juga menyampaikan bahwa karya project timnya ini menghasilkan solusi bagi pemerintah.
“Hasil project kami ini lebih ke arah solusi sih, Kak, dikarenakan pendekatan yang dilakukan pemerintah untuk pelatihan digital selama ini kurang tepat,” ujarnya.
“Semoga ke depannya tidak hanya skala provinsi saja semoga bisa hingga taraf nasional apalagi mengingat bahwa sekarang data adalah the new oil, dan untuk pemerintah semoga pemerintah lebih mengayomi dan juga mengembangkan ketersediaan data karena dengan data hampir semua permasalahan dan solusi dapat diselesaikan dengan mudah,” tukasnya. (*/zar)