GRESIK- beritautama.co– Kendati wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) belum sepenuhnya teratasi, minat masyarakat membeli sapi untuk hewan kurban dalam Hari Raya Iduladha masih cukup tinggi. Namun, peternak sapi mengaku dilema karena kebijakan pemerintah transaksi hewan kurban harus melalui kandang dan dilarang berjualan di tempat terbuka. Termasuk, menyekat kendaraan yang membawa sapi dan hewan ternak lain keluar masuk ke Gresik. Hal tersebut dialami oleh Karto, peternak sapi di Desa Sembung Kecamatan Wringinanom.
“Mendekati Idul Adha, sebenarnya sudah banyak teman dari Surabaya yang menghubungi. Saya sendiri tidak bisa memastikan kesiapan dan kesehatan pada sapi,” papar Karto ketika ditemui beritautama.co di kandang sapi miliknya, Selasa (14/6/2022).
Pria paruh baya tersbeut mengaku masih melayani pembelian. Hanya saja, kepastian untuk bisa dikirim ke pembeli pada hari-H.
“Kurang lebih satu setengah bulan sudah banyak yang pesan. Awalnya, sapi saya berjumlah 24 ekor sapi, sekarang tinggal 20 ekor. Yang dua tidak terselamatkan atau mati karena PMK,” lanjut dia.
Karto merasa memiliki tanggung jawab dan beban moral terhadap kesehatan, kesiapan, dan kelayakan sapi hingga hari-H pelaksanaan penyembelihan kurban di Hari Raya Iduladha.
“Ini urusan e mboten damel bathi atau keuntungan semata. Tapi menyangkut hajat banyak orang,” papar dia.
Karena itu, Karto tetap melayani pembeli tanpa bisa memberi kepastian. Sebaliknya, Karto mengaku tidak berani kulakan sapi baru untuk dijual kembali, karena dikhawatirkan sapi kulakannya membawa PMK, dan menular ke sapi lainnya, yang saat ini sedang dalam masa pemulihan.
Sebenarnya, selain 2 ekor sapi miliknya yang tidak terselamatkan atau mati karena PMK, ada 1 ekor sapi yang sampai kini masih bisa bertahan hidup. Namun, ekor sapi tersebut sudah buntung alias putus. Selain itu, saat masih terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), hampir kesemua rambut yang ada pada tubuh sapi itu rontok semua. Sedangkan yang 24 ekor sapi yang masih hidup dan dalam proses pemulihan,
“Sebenarnya sapi-sapi ini sudah sehat, hanya saja butuh proses untuk pemulihan agar benar-benar terjamin dan terbebas dari penyakit mulut dan kuku,” pungkas Karto. mg2