GRESIK-beritautama.co-Biaya operasional perawatan kangkung cukup menguras kantong para petani. Kondisi tersebut menjadi keluhan petani. Ditambah lagi, mereka tidak mendapatkan pupuk subsidi untuk komiditi tersebut.
“Pupuk subsidi dibatasi. Kebutuhan untuk kangkung masih kurang. Kalau kurang, ya beli sendiri di luar harga subsidi. Sekarang harganya mahal,” keluh Surti (46) petani asal Desa Pacuh Kecamatan Balongpanggang,kepada beritautama.co saat ditemui di lahan persawahan, Sabtu (30/07/2022).
Setelah dibatasinya penggunaan pupuk bersubsidi, mereka menjadi kelimpungan untuk pemupkan.
“Ini saya sekali panen pemupukan hanya satu kali. Dua jenis pupuk saya gunakan, pupuk merah 21 kilogram, pupuk putih juga 21 kilogram,” imbuh dia.
Ditambahkan, pemupukan yang dilakukan tergantung besar atau kecilnya batang dari kangkung,
“Jika kangkung terlihat besar, maka cukup sekali untuk pemberian pupuk. Sebaliknya, jika batang kangkung terlihat kecil pemberian pupuk dilakukan sebanyak dua kali,” tutupnya.
Keluhan lain yakni harga jual dari sisa sampah kangkung dan juga biji kangkung tidak pernah stabil.
“Kalau yang panen banyak dan bersamaan, harga jual pasti menurun,” tambah Syaikan (64) petani Desa Karangsemanding Kecamatan Balongpanggang.
Dia sangat berharap kepada pemerintah agar turun tangan untuk memberikan solusi terkait pupuk maupun harga hasil panen,
“Saya kepada Pemerintah agar bisa memberikan solusi,”tandas dia.
Pemerintah pusat resmi menghapus pupuk subsidi untuk petani. Kebijakan ini mendapat sorotan dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Gresik. Mereka meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik mencari solusi.
Sebelumnya, Ketua KTNA Gresik Hamzah Takim mengatakan penghapusan subsidi pupuk bakal memberatkan petani. Sebab, sampai saat ini harga jual saat panen raya masih sangat kecil.
“Kalau seperti ini petani akan semakin susah. Pemerintah seharusnya membenahi dulu sistem penjualan sebelum subsidi dihapuskan,” kata dia.
Mulai 1 Juli hanya urea dan NPK yang mendapatkan subsidi. Sedangkan ZA dan SP36 tidak lagi ada subsidi.
“Saya kira jika petani terus dipersulit, profesi ini akan benar-benar ditinggalkan. Maka dari itu, kami minta pemerintah pusat untuk meninjau ulang rencana tersebut,” terangnya.
Pihaknya juga mendesak Pemkab Gresik untuk mencari solusi menghadapi persoalan ini. Jangan karena ini kebijakan pusat, daerah tidak mau ikut campur.
“Harus ada solusi. Bagaimanapun bentuknya. Agar petani bisa terus berproduksi,”tukas dia.mg2