GRESIK- beritautama.co- Menghadapi pergantian musim atau pancaroba, petani tambak yang ada di wilayah Kecamatan Cerme mulai was-was. Sebab, kualitas air dan intensitas hujan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan.
“Kalau musim penghujan, biasanya berpengaruh ke pertumbuhan ikan menjadi lambat. Bahkan bisa menambah biaya pengobatan, karena ikan terutama udang mudah terserang penyakit serta menyebabkan kematian,” ujar Sayuti (53) salah satu petambak RT 01 RW 02 Jalan Swadaya Barat Desa Semampir Kecamatan Cerme kepada beritautama.co, Rabu (22/06/2022).
Di areal tambaknya seluas 1 hektar, Sayuti mengisi dengan 4 jenis ikan, dan udang. Yakni, udang Vanname, ikan Mujair, Tawes, Tombro, dan Bandeng.
“Satu hektar biasanya terisi 20 rean,” beber dia.
Satu rean bila dihitung terdapat sekitar 5000 ekor. Sedangkan 1 hektar tambaknya, diisi 20 rean. Rinciannya, 4 rean Udang Vanami, sisanya keempat ikan.
“Pokok sing paling titik bibit e biasane iwak Tombro (yang paling sedikit bibitnya biasanya ikan Tombro) sebanyak seribu ekor,” cetusnya saat ditemui di lahan tambaknya.
Harga 1 rean bibit udang Vannami, sekitar Rp 100 ribu. Kemudian, 1 rean bibit Bandeng seharga Rp 120 ribu, 1 rean bibit Tombro seharga Rp 300 ribu, 1 rean bibit Tawes Rp 200 ribu, dan untuk 1 rean bibit Mujair biasanya dihargai Rp 200 ribu.
Suyuti menjelaskan, dalam proses pembesaran sejak pembelian bibit hingga tiba masa panen, intensitas perawatan lebih banyak dilakukan menjelang 1 bulan sebelum panen. Tujuannya, menghemat biaya operasional perawatan.
“Setelah panen, iwak e lak wis entek (ikan e kan sudah habis-red). Nah, sebelum tebar bibit baru, itu saya beri obat EM 4 terlebih dahulu. Selanjutnya tebar bibit. Satu bulan kemudian dikasih pupuk TSP (Triple Super Folfat) dan Urea sekaligus pakan,” terangnya.
Pemberian pupuk ke dalam tambak juga diperlukan agar mempercepat pertumbuhan ikan menjelang tiba masa panen. Suyuti menghabiskan pupuk sebanyak 5-7 kuintal, dengan harga satu karungya Rp 200 ribu yang beratnya @ 25 kg.
“Sing tambah abot (yang menjadikan beban-red) ketika subsidi pupuk ke petani tambak dicabut. Awalnya seharga Rp 140 ribuan, kini bisa mencapai Rp 200 ribuan,” keluhnya.
Diketahui, sejak tebar bibit hingga panen diestimasikan selama kurang lebih 6 bulan, terkecuali pada udang Vannamie. Untuk udang Vannami masa panen yang relatif cepat ketimbang ikan, yakni 2 bulan sudah bisa dipanen.
“Untuk penjualan saat panen, sudah ada pengepul di Dusun Jambu. Jadi, dijual ke sana,” jlentrehnya.
Pengepul mematok harga Bandeng perkilo dengan isi 8 ekor adalah Rp 16 ribu. Untuk Tombro, 1 ekor biasanya dapat mencapai berat 1 kilogram dan dihargai Rp 15 ribu. Lalu, ikan Tawes seharga Rp 11 ribu perkilo, dan ikan Mujair harganya sama seperti ikan Bandeng. Lanjut ia, naik turunnya harga juga tidak bisa diperkirakan. Namun, bisa dipastikan tidak berbeda jauh dari harga-harga tersebut.
“Dalam sekali panen dari tambak seluas 1 hektar biasanya mencapai 5 kuintal,” tutupnya. mg2