GRESIK – Beritautama.co – Guna mewujudkan gerakan rumah minim sampah, emak-emak kader PKK dari Dasawisma I Villina RT 1 RW 1 Perumahan Patra Raya Desa Ngabetan, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, belajar tentang bank sampah. Mereka yang peduli akan lingkungan itu menimba ilmu dari Bank Sampah Makmur Sentosa RT 5 RW 5 Perumahan Alam Singgasana Desa Betiting, Kecamatan Cerme, Senin (26/09/2022).
Pengurus Dasawisma I Villina Robaniah beserta lima wanita lainnya, datang dengan tujuan ingin tahu bagaimana tata kelola bank sampah secara profesional.
“Karena ingin bikin bank sampah di lingkungan RT tempat tinggal saya, makanya saya belajar terlebih dahulu kepada yang sudah berpengalaman” ujarnya.
Meskipun sudah memasuki usia senja, dirinya tampak begitu antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang berlangsung.
“Ke depannya kami pengen langsung praktik, dan juga silaturahmi ke beberapa bank sampah yang ada di Cerme dan sekitarnya,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Bank Sampah Makmur Sentosa Wenda Febrianti menjelaskan berlangsungnya kegiatan tersebut.
“Tadi sharing tentang bagaimana cara memilah sampah, administrasi bank sampah, pengelolaan bank sampah, kepengurusan bank sampah, bikin kompos, belajar bareng, dan juga melihat langsung ke bank sampah kita,” ujarnya saat ditemui beritautama.co seusai kegiatan.
“Saya berupaya mempresentasikan fakta-fakta dampak dari adanya sampah. Salah satunya, sampah gak hilang, cuma tidak berada di hadapan kita atau cuma pindah tempat saja,” imbuhnya.
Minimal, lanjutnya, ada pencegahan agar tidak ada penambahan sampah dari keluarga. Kalau pun terpaksa, maka sampah-sampah itu dipilah mulai dari organik atau anorganik. Selanjutnya, sampah organik diolah untuk misalnya dijadikan sebagai kompos. Sementara sampah anorganik diolah menjadi kerajinan tangan.
Dalam kesempatan yang sama, Kasmiatun sebagai pemateri tentang administrasi bank sampah menerangkan tata cara untuk mengelola bank sampah yang terukur dan terstruktur.
“Banyak sekali, mulai dari pendataan anggota atau nasabah, laporan pemasukan dan pengeluaran keuangan, pencatatan sampah, dan lain sebagainya,” terangnya.
Pengurus DPD (Dewan Pengurus Daerah) Asosiasi Bank Sampah Indonesia (Asobsi) Gresik Divisi Daur Ulang itu menegaskan bahwasanya menajemen tata kelola bank sampah yang baik sangat diperlukan agar tidak terkesan dipandang sebelah mata.
“Kelihatannya sampah ini sepele, kalau dihitung perkiraan tiap satu rumah menghasilkan sampah 1 kilogram per harinya bayangin itu kalau orang sekabupaten. TPA Ngipik bakalan overload,” tukasnya. (feb/zar)