GRESIK- beritautama.co- Sektor pertanian di Pulau Bawean kurang mendapat perhatian serius dari Pemkab Gresik. Buktinya, jumlah petugas penyuluh pertanian di Pulau Baweam hanya ada 2 orang. Padahal, jumlah gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Pulau Bawean sebanyak 30 Gapoktan. Sedangkan jumlah kelompok tani (Poktan) ada 400 poktan dengan rincian 116 Poktan Kecamatan Sangkapura dan 254 Poktan Kecamatan Tambak.
“Untuk penyuluh di Pulau Bawean tolong diperhatikan untuk penambahan tenaga. Sebab tahun depan saya sudah purna tugas.” pinta Mardiah dari UPT Penyuluh Pertanian Bawean ketika dialog dengan Bupati Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) didamping Ketua Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Gresik, Musa yang dikemas dalam halal bi halal dan dialog bersama Gapoktan Se- Bawean, Selasa (31/05/2022).
Permasalahan lain yakni terkait pendistribusian pupuk bersubsidi ke pulau Bawean tidak mengalami keterlambatan lagi dengan alasan pelayanan transportasi dan pengangkutannya.
Kritik tajam disampaikan Ketua Pemersatu Gapoktan Bawean, Hamid. Menurutnya, penghargaan Abdi Bhakti Tani yang diperoleh Pemkab Gresik tidak berimbas kepada kesejahteraan petani masyarakat Bawean. Padahal, di Pulau Bawean mengalami surplus beras .
“Penggunaan bantuan pupuk cair tanpa didukung pupuk organik, hasilnya beda terhadap dampak produktifitas padi,”tukas dia.
Menanggapi keluhan tersebut Bupati Gus Yani akan segera menindaklanjuti dengan menambah tenaga penyuluh yang ada di Bawean. Mnurutnya, Mardiah adalah pahlawan tanpa medali yang sudah mengabdi pada UPT Penyuluh Pertanian Bawean selama 30 tahun lebih.
Terkait pupuk cair tanpa bantuan pupuk organik dari pemerintah pusat, Gus Yani akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian juga Kementrian Sosial agar segera ditindaklanjuti.
“Keterlibatan Gapoktan sangat dibutuhkan. Untuk itu, kita akan berikan tambahan insentif sejumlah Rp 100 ribu. Tujuannya membantu tenaga penyuluh untuk tertib administrasi yang tak lain tujuannya adalah percepatan dalam pendistribusian pupuk,” tandas dia/
Ditambahkan Gus Yani, pertanian salah sektor yang bisa beradaptasi di era Pandemi Covid -19. Sebab, sektor pertanian yang masih tumbuh.
“Ekspor pertanian justru mengalami kenaikan saat Pandemi Covid-19 dimana sampai dikaji oleh Kementrian Pertanian,”tuturnya.
Gus Yani menambahkan, Lahan Sawah Dilindungi (LSD) yang sudah ditentukan oleh Kementrian ATR BPN, tidak boleh diperuntukkan yang lain.
“Perlu diketahui di Bawean ada sekitar 3400 hektare Lahan Sawah Dilindungi (LSD) harus kita optimalkan. Ini menjadi PR Ketua HKTI dengan Penyuluh dan Gapoktan terkait Lahan Sawah Dilindungi (LSD) yang sudah dicanangkan oleh kementrian ATR BPN yang bertujuan untuk peningkatan produktifitas pertanian. Kita susun bagaimana program-program sektor pertanian yang ada di Pulau Bawean termasuk faktor irigasi yang menjadi variabel penting untuk peningkatan produktifitas padi. Untuk itu, perlu langkah cerdas dalam membangun irigasi, jadi jangan sampai proyek irigasi dibangun di lokasi diluar LSD, ” jlentrehnya.
Sementara itu, Ketua HKTI Kabupaten Gresik, Musa berharap ada peningkatan produktifitas padi yang mana perlu inovasi atau terobosan pada sektor pertanian.
“Bagaimana bisa melakukan panen tidak hanya 1 kali namun kalau bisa dapat dilakukan panen 2 sampai 3 kali semusim.” ungkapnya. Politisi Nasdem tersebut menegaskan perlu sinergitas Pemkab Gresik, Gapoktan dan Penyuluh untuk kemajuan pertanian di Kabupaten Gresik.