GRESIK – Beritautama.co – Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Riono Suprapto beserta rombongan melakukan kunjungan ke Pemkab Gresik dalam rangka koordinasi sekaligus survei ke lokasi pilot project Dana Alokasi Khusus (DAK) Integrasi dengan Pemkab Gresik di Desa Randuboto, Kecamatan Sidayu.
Sebagai informasi, DAK Integrasi dilaksanakan sebagai bentuk dukungan terhadap visi, rencana, dan peta jalan pemerintah daerah dalam mengentaskan permukiman kumuh.
Konsep utama DAK Integrasi, kata Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Riono Suprapto, mengenai penanganan kawasan kumuh, tetapi diharapkan ada dampak lainnya atau multiple effect seperti pengembangan pariwisata, kepemilikan rumah warga yang layak, dan termasuk juga pengembangan usaha masyarakat.
“Kami berharap lewat program ini bisa menurunkan secara signifikan kawasan-kawasan kumuh,” ujarnya ketika diterima Wabup Aminatun Habibah (Bu Min), Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman, Asisten II Sekda Gresik Gunawan Setiaji, Kepala Dinas Cipta Karya, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Gresik Ida Lailatussa’diyah, Senin (21/03/2022).
Sedangkan Bu Min mengatakan, dengan adanya revitalisasi yang dibantu Kementerian PUPR tahun 2022 ini akan menjadi nilai lebih bagi kawasan tersebut. Sehingga kawasan yang awalnya kumuh bisa berubah menjadi lebih baik, enak dipandang, dan lebih sehat untuk masyarakat.
“Dengan bantuan ini, akan menambah perbaikan-perbaikan yang ada di Kabupaten Gresik sehingga masyarakat semakin nyaman dan juga bisa berproduksi untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten Gresik,” ungkap dia.
Sementara itu, Sekda Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman dalam paparan terkait DAK Integrasi menjelaskan bahwa luas kawasan yang ditangani seluas 3,77 Ha yang terletak di tepi Sungai Bengawan Solo. Dengan konsep penanganan peremajaan, maka lewat DAK Integrasi ini bisa mengubah wilayah yang sebelumnya kumuh menjadi lebih baik dan sehat bagi warga.
Adapun permasalahan utama yang dihadapi di kawasan ini antara lain kondisi bangunan hunian yang tidak layak, kondisi jalan lingkungan yang rusak, ketidaktersediaan drainase, pengelolaan sampah yang belum memenuhi standar teknis, belum tercukupinya kebutuhan air minum, dan tidak tersedianya sarpras proteksi kebakaran.
“Diharapkan pada tahun 2022 ini semua permasalahan tersebut biasa selesai diatasi secara sempurna,” ujar dia.