GRESIK, Berita Utama – Kendati jumlah pekerja dari luar daerah yang mengais rezeki di Gresik cukup tinggi, tetapi partisipasi politiknya rendah dalam pesta demokrasi yang menyedot anggaran negara sangat besar ini. Realitas tersebut menjadi sorotan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Gresik. Sebab, jumlah pekerja yang tidak meengurusi pindah memilih atau mengajukan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) sangat rendah.
“Iya, masih rendah,” ujar Komisioner Divisi SDM dan Humas Bawaslu Gresik Habibur Rohman saat dikonfirmasi awak media, Selasa (16/01/2024).
Informasi dihimpun, hanya ada sekitar 500 orang pekerja yang mengajukan pindah memilih. Hal ini tentu berpengaruh pada jumlah suara nantinya. Tentunya tidak bisa menggunakan hak pilih dalam Pemilu yang terhitung tinggal satu bulan lagi.
Misalnya di PT Freeport Indonesia dengan jumlah pekerja mencapai sekitar 10 ribu orang. Namun, pengajuan untuk pindah memilih hanya sekitar 500 orang saja. Padahak, telah ada fasilitas untuk pengurusan DPTb. Namun, perusahaan tersebut tidak meliburkan para pekerja pada hari H dengan pertimbangan ada proyek strategis nasional.
Selain itu, pihaknya mencatatkan terdapat pengajuan DPTb di tempat pemungutan suara (TPS) Khusus lembaga pemasyarakatan (lapas) yang cukup banyak. Hal ini menjadi perhatian khusus untuk diberikan pengawasan mengingat akses ke lapas terbatas.
“Tentu ini perlu mendapatkan perhatian. Sebab, karena Lapas aksesnya terbatas, transparansi data dan proses pungut hitung besok perlu menjadi perhatian bersama,” imbuh dia.
Sementara itu, Komisioner Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi KPU Gresik Abdullah Sidiq Notonegoro kepada awak media mengatakan, pihaknya telah menerima sekitar 3 ribu orang mengajukan pindah memilih. Tetapi, dia belum bisa merinci alasan pindah memilih tersebut.
“Iya, dan kita belum bisa mengelompokkan DPTb untuk apa? Bekerja, sakit, atau alasan lain yang dibolehkan untuk dilayani,” pungkasnya.
Komentar telah ditutup.