GRESIK-beritautama.co-Pengusaha sarang burung walet sambat pada Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin terkait regulasi yang dinilai mempersulit usahanya.
Orang nomor dua di Indonesia itu melakukan kunjungan kerja di perusahaan produksi sarabg burung walet, PT Husein Alam Indah, Desa Golokan, Kecamatan Sidayu, Jumat (30/9/2022). .
Wapres Ma’ruf Amin yang didampingi Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi juga melakukan peninjauan area pabrik dan memberikan pengarahan kepada 29 pelaku usaha UMKM peternak walet Indonesia.
Menurutnya, potensi sarang burung walet sangat besar. Sehingga seluruh masukan dan keluhan pengusaha menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan untuk memperlus pasar.
“Pasar ekspor yang besar untuk sarang burung walet merupakan peluang usaha yang bagus. Walet memiliki potensi yang besar yang bisa menghasilkan untuk kesejahteraan masyarakat. Pemerintah mengambil beberapa kebijakan untuk memperluas pasar. Kemudian memberikan bimbingan teknis dan mendorong supaya permodalan bisa diberikan melalui KUR dan berbagai hal,” kata Ma’ruf Amin.
Ditambahkan, pasar sarang burung walet cukup luas. Akan tetapi ternyata yang potensial adalah negara China.
Keluhan yang diterina bahwa untuk ekspor sarang walet ke China ada beberapa persyaratan yang sulit. Sehingga yang bisa masuk hanya memiliki kualifikasi tertentu dan jumlahnya tidak terlalu banyak.
“Saya tanya, apakah itu karena memang khasiatnya berbeda?. Ternyata bukan soal khasiat tetapi soal bentuk. Khasiat sama dan anehnya saya dengar bisa masuk lewat negara lain,”ulasnya.
Pemerintah,sambung Wapres Makruf Amin, punya perhatian untuk memajukan perwaletan, dalam hal pengelolaan maupun dalam pemasaran.
“Kendala-kendalanya,akan kita cari jalan keluar,” tegasnya.
Sedangkan Ketua Asosiasi Peternak Pedagang Sarang Walet Indonesia (APPSWI) Wahyudi Husein menuturkan bahwa konsumen terbesar walet di dunia adalah China dengan cakupan 80 persen.
Informasi riset yang diperoleh, Tiongkok butuh 6000 ton pertahun. Sehingga sangat-sangat lebar kebutuhan yang masih perlu dipenuhi.
“Dan pencapaian ekspor sarang walet indonesia sebesar 1.500 ton pertahunnya. Sementara yang dikirim ke China hanya 350 ton, padahal potensinya masih sangat besar. Hal itu karena adanya kebijakan yang tidak ramah pelaku UMKM sarang walet, salah satunya MoU import protocol antara Indonesia – China,” tuturnya.
Menurutnya, MoU ini menjadi momok bagi pengusaha walet di Indonesia. Belum lagi dari banyak pengusaha walet, baru 30 perusahaan yang terdaftar karena banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi. “Sehingga regulasi – regulasi tersebut perlu dilakukan peninjauan kembali. Tadi sudah kami sampaikan ke pak wapres dan dijanjikan untuk ditindaklanjuti,” pungkas dia.