GRESIK, Berita Utama – Kendati sebanyak 309 sekolah adiwiyata atau sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah berbagai tingkatan di Gresik, tetapi berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik hanya 2 lembaga pendidikan yang berhasil menerapkan konsep lingkungan zero waste secara keseluruhan. Yakni, UPT SMPN 2 Gresik dan SMAN 1 Manyar. Sementara 23 sekolah lainnya dari berbagai tingkatan sedang dalam proses verifikasi dan pemetaan lapangan.
Analis Lingkungan Bidang Pengelolaan Kebersihan DLH Gresik, Nurul Fadila menjelaskan sekolah yang belum menerapkan konsep zero waste akan diberikan pembinaan berkelanjutan.
“Pertama, pemetaan dari sekolah adiwiyata. Kedua, pemetaan potensi sekolah. Ketiga, pemilihan pembinaan sekolah zero waste dengan menerapkan kebijakan, anggaran, sarpras, zero waste lifestyle, kantin bebas 5P (pengenyal, perasa, pemanis, pengawet, dan, pewarna-red), pemilahan sampah, organisasi lingkungan, pengolahan sampah, bank sampah, dan minat sekolah,” ujarnya kepada beritautama.co, Senin (16/10/2023).
Ditambahkan Fadila, program ini memiliki fokus pada percepatan pengurangan dan penanganan sampah sejak dari sumber di lingkungan sekolah.
“Goalnya (tujuannya-red) GKMS (Gresik Kawasan Merdeka Sampah) komponen sekolah zero waste, yakni pengurangan dan penanganan sampah sejak dari sumber. Dan zero waste sebagai lifestyle,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala DLH Gresik Sri Subaidah mengungkapkan, dalam momen peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober 2023 dengan tema “Water is Life, Water is Food”, pihaknya mendorong program Gresik Kawasan Merdeka Sampah dengan fokus pada Sekolah Zero Waste.
“Melalui program sekolah Adiwiyata, DLH Gresik secara bertahap dan berkelanjutan melakukan sosialisasi. Dengan mengarahkan sekolah untuk melakukan pengolahan sampah sejak dari sumber (kantin sekolah-red), membentuk pola hidup minim sampah, serta penerapan kantin bebas 5P,” tuturnya.
Menurutnya, hal ini dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya masalah penanganan makanan sehat. Selain itu, sekolah yang melakukan pengurangan serta penanganan sampah sejak dari sumber bisa memberikan dampak yang positif.
“Sampah organik bisa diolah menjadi kompos yang dimanfaatkan untuk tanaman sekitar sekolah, sampah anorganik untuk sirkuler ekonomi, dan residu yang dibuang ke TPS/TPS 3R terdekat,” pungkasnya.
Komentar telah ditutup.