GRESIK – Beritautama.co – Pascatragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 131 korban meninggal dunia termasuk di antaranya 35 anak, jajaran manajemen, pelatih, serta pemain Gresik United (GU) mengajak Ultras Gresik berbincang santai dalam acara Cangkruk Bola yang di antaranya merumuskan tribune ramah keluarga di Stadion Gelora Joko Samudro (Gejos).
Cangkruk Bola dengan tema “Memprakarsai Iklim Sepak Bola Gresik Aman dan Menyenangkan” yang digelar di Pitstop Kopi PPS, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik itu dihadiri oleh puluhan Ultras Gresik dari berbagai wilayah, Sabtu (08/10/2022) malam.
CEO Gresik United Muhammad Allan mengatakan bahwa kegiatan seperti ini bakal rutin diadakan sebagai jembatan antara supporter, manajemen, dan pemain untuk menjaga keharmonisan terutama membuka ruang dialog terbuka bagi masyarakat Gresik.
“Supaya antara pemain, manajemen, dan suporter bisa satu visi misi. Juga untuk edukasi soalnya habis tragedi di Kanjuruhan. Karena itu jadi pelajaran terbesar bagi kita semua,” ujar Gus Allan, sapaannya, saat ditemui beritautama.co selesai acara, Sabtu (08/10/2022) malam.
Mulai detik ini, kata Gus Allan, para suporter diharapkan memiliki mentalitas dan mindset yang baik. Termasuk juga para pemain dan jajaran manajemen agar tidak bermain-main untuk sepak bola Indonesia.
“Karena fanatisme yang berlebihn akhirnya timbul seperti yang kemarin (Tragedi Kanjuruhan). Mungkin ini sebagai langkah awal persepakbolaan Indonesia jadi lebih maju lagi. Bahkan mungkin juga lebih baik lagi dan menjadi barometer sepak bola dunia,” jelasnya.
Gus Allan lebih lanjut menerangkan, sehingga muncul wacana untuk dibangun tribune dengan konsep ramah keluarga lantaran selama ini banyak orang tua yang juga suporter bola mengajak anak-anaknya untuk menonton bola di stadion.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Gresik United Syamsud Dluha menegaskan bahwa pihaknya masih berkomunikasi dengan pengelola Stadion Gelora Joko Samudro (Gejos) untuk membahas konsep tersebut.
“Kita masih menggodok khusus agar ada pos-pos khusus bagi keluarga yang mengajak anak-anaknya bisa menonton dengan aman dan jauh dari potensi kekerasan,” ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga memberikan beberapa masukan kepada pengelola Gejos bagaimana agar anak-anak bisa melihat sepak bola dengan aman dan nyaman.
“Tidak ada kalimat-kalimat negatif, tidak ada kata hewan-hewan. kepengennya kita semacam tribune keluarga lah,” tuturnya.
Adapun mengenai pintu dan akses tangga menuju tribune ekonomi di Gejos yang masih terlalu sempit, pihak Panpel Gresik United mengaku masih berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pengelola agar segera dilebarkan.
“Untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan seperti di Kanjuruhan kemarin, masih dikoordinasikan lagi,” tukasnya. (feb/zar)