GRESIK, Berita Utama – Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskopperindag) Gresik beserta penyedia barang dan jasa tetap tak mau disahahkan meskipun realisasi hibah berupa barang dari APBD Gresik tahun 2022 yang diterima pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak sesai dengan pengajuan ketika diterima di lapangan.
Realitas tersebut terjadi ketika Diskoperindag dan penyedia barang dana jasa menghadiri undangan rapat kerja Komisi II bersama ketua Komisi I, III dan IV di gedung dewan, Selasa (10/01/2023).
Kepala Diskoperindag Gresik Malahatul Fardah mengakui masih banyak kelemahan dalam proses pencairan dana hibah tersebut, baik dari tahapan awal sampai pada tahap pencairan. Oleh karena itu, pihaknya meminta saran dan masukan untuk ke depannya, khususnya di tahun 2023.
“Kalau ada ketidaksesuaiannya antara barang di proposal dengan fakta di lapangan, itu bukan karena spek-nya. Tapi, kita kurang komunikatif waktu ada perubahan,” kilahnya dalam rapat kerja dengan dewan.
Sedangkan anggaran yang belum tersalurkan berupa barang kepada pelaku UMKM, pihaknya menegaskan bahwa uang tersebut masih aman tersimpan. Termasuk, sisa dari uang antara proposal dan realisasi hibah 2022 manjadi sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa). Misalnya, dalam proposal yang diajukan sekitar Rp. 30 juta tetapi yang tersalurkan hanya sekitar Rp. 10 juta.
“Kalau kesalahan memang dari kita. Di dalam menginput ke SIPD itu tidak bisa dikembalikan lagi karena uang sudah terserap di penyedia. Tapi uang itu aman,” tegas dia.
Dalam rapat kerja, seluruh anggota dan ketua Komisi I, II, III dan IV menyemprot Diskoperindag dan penyedia barang. Seperto Ketua Komisi I, Muchammad Zaifudin. Sebab dalam pelaksanaannya masih banyak ditemukan ketidaksesuaian.
Politisi Partai Gerindra kader Prabowo tersebut masih ingat bagaimana saat mengajukan proposal dan Diskperindag Gresik melakukan survei terhadap kelompok sayur. Di mana pembuatan proposal itu, sampai ada perubahan empat kali. Sehingga, apabila ada permintaan untuk pengajuan proposal lagi, dia tidak segan untuk menolaknya.
“Dalam pelaksanaannya itu, tidak ada komunikasi terhadap kelompok. Jadi, kelompok akan diberi panci atau apa gitu, itu tidak ada. Satu contoh saja, pada kelompok apa mau dikasih apa, itu tidak tahu. Tahu-tahunya tiba-tiba datang terus disuruh tanda tangan,” cetusnya dengan nada tinggi, Selasa (10/01/2023).
Bahkan ada juga, sambung Udin-sapaan akrab Muchammad Zaifuddin- pemberian bantuan berupa kipas angin yang dalam pengajuannya seharga Rp. 450 ribu, namun faktanya saat dilakukan pengecekan harganya separuh di bawahnya Rp. 200 ribu.
“Di dalam pelaksanaannya hibah yang kisruh ini, kenapa pada tahun 2023 kenapa tidak kita rupakan uang kembali. Daripada ribet-ribet banyak permasalahan,” tambahnya.
Sedangkan, anggota Komisi II DPRD Gresik, Markasim Halim Widianto mengaku kecewa termasuk juga mewakili kekecewaan para penerima hibah.
“Silakan beralibi. Silakan berasumsi atau alasan apapun sedemikian rupa. Tetapi semua penerima itu merasa sakit hati. Ada kelompok yang isinya lima orang, mereka butuh mesin jahit, dua orang gak dapat. Apa boleh itu dijual? Yang dua itu ikut siapa?,” tanyanya dengan nada kesal.
Anggota Komisi II lainnya, M Syahrul Munir menyampaikan bahwa perlu dilakukan pemetaan terhadap persoalan tersebut.
“Kita perlu bercerita ke Diskoperindag dan teman-teman penyedia. Kok bisa tak sesuai, ini kenapa? Padahal usulan ini kan jenis barang. Pertanyaannya, apakah belinya gelondongan? Apa per item? kenapa banyak tak sesuai? Kita cari solusinya. Errornya di mana? Di penyedia? Atau di mekanisme e-katalog? Kalau permasalahan di penyedia ya mereka harus bertanggung jawab. Kalau permasalahan di e-katalog, ya kita benerin. Kalau permasalahan di Diskoperindag yang belanja? Ya monggo Diskoperindag ditambahi lagi sendiri,” jlentreh politis PKB.
Ditegaskan, bahwa pihaknya sebelumnya sudah berasumsi semua tahapan telah diproses dengan baik oleh Diskoperindag. Termasuk juga memastikan di anggaran APBD itu sudah beres untuk merampingkan puluhan ribu jenis barang menjadi sekian ratus jenis.
Komentar telah ditutup.