GRESIK, Berita Utama – Gempita jelang opening ceremony gelaran Piala Dunia U-17 yang pada Jumat besok (10/10/2023) di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya tak bisa dirasakan pedagang kecil yang menjual jersey Timnas Indonesia
Seperti dirasakan oleh Irpan Sanjaya (29) asal Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Pedagang jersey Timnas Indonesia ini, kesulitan menjual dagangananya dalam momen Piala Dunia U-17 di sekitaran venue GBT. Alhasil, dia terpaksa menggelar lapak dagangannya di Jalan Veteran Kota Gresik,
“Kemarin rencananya dipajang di deket Gelora Bung Tomo. Tapi disterilkan, katanya tak boleh dagang gitu. Ada delapan petugas dari Satpol PP Surabaya yang datang secara baik-baik sih. Intinya, kalau besok masih jualan diambil katanya, dagangannya itu,” ujarnya saat ditemui beritautama.co Kamis (09/10/2023).
Irpan bersama beberapa teman lainnya, sudah tiga hari sejak Selasa (07/10/2023), menggelar jualan jersey Timnas Indonesia dengan harga sekitar Rp 140 ribu per kaos. Namun, pendapatannya masih terbilang minim tidak lebih dari Rp 300 ribui.
“Biasanya kalau dipajang, ya tinggal dipajang gitu seperti sebelum-sebelumnya. Sekarang malah berbeda. Pedagang taunya kan Piala Dunia bakal ramai. Apalagi kita ini kan ya asli pribumi, bermanfaat banget bagi pribumi. Baru kali ini sepi pembeli, dari pertandingan reguler saja, di Sidoarjo kita dapat mesti minim Rp 5 juta. Ini udah tiga hari masih dapat Rp 300 ribu,” imbuhnya.
Sikap pemerintah yang terlalu ketat terkait regulasi adanya penyeterilan pedagang tersebut membuatnya kecewa. Menurutnya, penyeterilan yang dilakukan tidak disertai adanya sosialiasi. Sehingga, dia baru mengetahui ketika sudah berdagang di sekitar Stadion GBT.
” Piala Dunia kapan lagi ada di Indonesia, kan begitu. Yang saya lihat waktu Piala Dunia di Afrika, peluitnya sampai terkenal . Kok kita tak bisa begitu?. Di Indonesia ,produk-produk lokal apa tak pengen dilihat gitu? Sementara ini mau dagang saja susah. Malah dijauhkan dari stadion. Jadi, tau gitu wajah Indonesia seperti apa? Bagi kita, ya manfaat betul. Kok Indonesia malah, bukan dilarang sih, tetapi ditertibkan gitu. Jauh dari lokasi gitu. Pedagang yanglainnya saya yakin juga bawa stoknya banyak. Kalau gak ada yang jual atribut ya gak bakalan ramai, terutama di sepak bola,” pungkasnya.
Komentar telah ditutup.