GRESIK – Beritautama.co – Ribuan pelayat memberi penghormatan dan mengantar tokoh NU Gresik, Alm KH Muchtar Djamil (84) menuju peristirahan terakhir di di Pemakaman Kelurahan Tlogopojok Kecamatan Gresik. Sebelumnya,jenazahnya disalatkan di Masjid Jami’ Gresik di Jalan Wachid Hasyim, Senin (14/03/2022) malam.
Jenazah sebelumnya disemayamkan di rumah duka. Setelah Maghrib dibawa ke Masjid Jami’ dilanjutkan pembacaan tahlil dan salat Isya’ berjamaah. Seisai menjalankan salat Isya’, baru salatt jenazah dan doa.
Tampak menjadi imam sholat, KH Umar Toha, dilanjutkkan doa dari para Kyai dan Habaib. Diantaranya pembacaan doa dari Rois Syuriyah PCNU Gresik KH. Mahfudz Ma’shum, Habib Hasan Assegaf beserta habib dan Kiai lainnya. Dan sambutan dari Ketua Tanfidziyah PCNU Gresik KH Mulyadi.
Kemudian, jenazah yang dibawa mobil ambulan diantar ke pemakaman Tlogopojok. Suasana sepanjang jalan sangat padat dan macet. Petugas dari Banser ikut mengatur lelu lintas dan para pelayat yang mengikuti proses pemakaman KH Muchtar Djamil.
KH Muchtar Djamil sebelumnya menjalani perawatan di ICU Rumah Sakit Semen Gresik (RSSG) akibat sakit yang dideritanya. Kiai Tar, panggilan akrab KH Muchtar Djamil- , bukan hanya sosok tokoh agama saja. Melainkan budayawan yang ikut berkontribusi terhadap penelusuran sejarah perkembangan Islam di Gresk.
“Duka yang mendalam kami sampaikan. Gresik kehilangan ulama yang sangat kharismatik. Tidak sekedar a’lam (paham,red) di bidang agama, tapi juga salah satu sejarawan terbaik yang dimiliki Kabupaten Gresik,” tutur Ketua DPRD Gresik Much. Abdul Qodir.
Pawai budaya dan napak tilas sejarah, lanjut Qodir, merupakan inisiatif almarhum dalam setiap peringatan hari jadi Kabupaten Gresik. Hal tersebut dalam rangka untuk selalu mengingat sejarah perkembangan Islam di Gresik
“Sesuai pesan beliau yang selalu saya ingat, bahwa pengetahuan di bidang sejarah dan kebudayaan adalah modal yang harus dimiliki oleh calon pemimpin. Husnul Khotimah Kyai,” tutupnya.
Bupati Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) menyebut KH Muchtar Djamil yang juga Mustasyar PCNU Gresik itu sebagai guru bangsa. Bahkan, kecintaan dan keseriusannya menggali serta melestarikan sejarah Islam membuat KH Muchtar Djamil mendapat gelar khusus dari Kasunan Surakarta Hadiningriat. Yakni, Kanjeng Raden Aryo Tumenggung KH Dwijo Muchtar Djamil Adipuro.
Kyai Tar juga menjadi sosok guru baginya, baik dalam urusan pribadi hingga kedaerahan. Kenangan terakhirnya bersama almarhum yakni dalam rangkaian peringatan hari jadi Gresik ke-535. “Ada pesan yang selalu saya ingat. Dimana ada madrasah dibuka, maka pintu neraka akan tertutup,” tukas dia.