GRESIK, Berita Utama- Polemik terkait sinyalemen ada praktek curang dalam bisnis bahan bakar minyak (BBM) subsidi untuk nelayan di Pulau Bawean. Anggota DPRD Gresik, Musa dan Kepala Dinas Perikanan Gresik Ir Nadlelah merasa di-prank oleh Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus dari klarifikasi dan bukti rekaman video aktivitas operasi SPBU compact di Pulau Bawean dengan penampakan petugas sedang melayani pembeli BBM di SPBU.
“Indikasi manipulasi informasi,”sergah Musa dengan nada keras, Selasa (23/05/2023).
Reaksi keras juga ditunjukkan oleh Kepala Dinas Perikanan Gresik Ir Nadlelah yang menilai bukti video dan klarifikasi dari Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus tak sesuai dengan realitas di lapangan. Sebab, dia belum genap sepekan dari kunjungan kerja di Pulau Bawean sekaligus mengamati kondisi SPBU disana
“Itu bohong. Ketiga SPBU di Pulau Bawean tidak beroperasi,”tandas dia.
Nadlelah menjelaskan, bahwa, ada tiga stasiun pengisian bahan bakar untuk nelayan (SPBUN) di Pulau Bawean yang awalnya dibangun oleh pemerintah pusat melalui dana APBN. Namun, pada tahun 2010, SPBUN tersebut diakuisisi oleh pihak swasta. Sehingga, bukan lagi menjadi SPBUN. Kondisinya, saat ini tidak beroperasi dan peralatannya berkarat.
“Sepekan lalu, saya baru melakukan kunjungan kerja di Pulau Bawean. Dan saya melihat sendiri kondisinya seperti itu,”ujar dia.
Karena peralatannya tak memadai dan berkarat, sehingga SPBU tidak beroperasi, maka BBM ketika turun dari kapal Pertamina dan diangkut dengan truk tangki, langsung dimasukkan ke drum dan diecer ke pembeli.
“Makanya, harganya terjadi tawar menawar. Bahkan, bisa sampai harganya Rp 15 ribu perliter,” papar dia.
Nadlelah menegaskan, kebutuhan solar subsidi bagi nelayan sangat tinggi di Pulau Bawean. Sebab, rata-rata kapal nelayan bobotnya diatas 5 gross ton (GT). Sehingga, menggunakan BBM jenis solar bukan pertalite.
“Ada ratusan bantuan mesin kapal yang konversi ke bahan bakar gas (BBG) dari pemerintah pusat. Tetapi, nelayan tak memanfaatkan dengan membuang filter gas dan tetap menggunakan solar,”papar dia.
Terkait bukti video dari Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Nadlelah juga merasa di prank. Sebab, petugas SPBU dalam video tersebut sudah pensiun beberapa tahun lalu.
“Video itu dibuat beberapa tahun lalu. Petugas SPBU bernama Suprapto juga sudah pensiun lama. Lha kenyatannya ketiga SPBU di Pulau Bawean tak beroperasi sampai saat ini,”sergah dia.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Anggota DPRD Gresik yang mewakili daerah pemilihan Pulau Bawean, Musa mendapat pengaduan dari nelayan harga BBM solar subsidi tak wajar. Harga di nelayan mencapai Rp 13.000 perliter. Padahal, harga BBM subsidi secara nasional sama di tetapkan pemerintah sebesar Rp 8.600 perliter.
Kenyataan tersebut diamini Kepala Dinas Perikanan Gresik Nadlelah karena rekomendasi dari Dinas Perikanan Gresik ketika nelayan membeli BBM solar subsidi tak berlaku di Pulau Bawean. Sehingga, Bupati Gresik memerintah BUMD Perseroda PT Gresik Migas membangun SPBUN di Pulau Bawean. Rekomendasi dari Dinas Perikanan Gresik dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Timur sudah beres. Perizinan sudah tinggal diambil di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI untuk pendirian SPBUN di Pulau Bawean.
Namun, sinyelemen dari anggota DPRD dan Dinas Perikanan Gresik dibantah oleh Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, bahwa, distribusi BBM solar subsidi untuk nelayan maupun pertalite di Pulau Bawean telah sesuai dengan mekanisme peraturan yang berlaku. Distribusi dilakukan melalui tiga SPBU kompact yang melayani produk solar subsidi dan pertalite. Bahkan, diberikan bukti melalui video dari Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus kalau SPBU di Pulau Bawean beroperasi.
Komentar telah ditutup.