GRESIK, Berita Utama – Silang pendapat masih terjadi antara DPRD Gresik dengan Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus terkait sinyalemen adanya praktek curang dalam bisnis Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk nelayan di Pulau Bawean.
Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus keukueh mengklaim distribusi BBM subsidi jenis solar maupun pertalite di Pulau Bawean telah sesuai dengan mekanisme peraturan yang berlaku.
Section Head Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Taufik Kurniawan membantah tidak adanya aktivitas distribusi BBM di stasiun bahan bakar umum (SPBU) di Pulau Bawean.
Hanya saja, satu dari tiga SPBU yang ada saat ini ada di Pulau Bawean memang berhenti beroperasi dan sedang dalam masa perpanjangan kontrak perjanjian karena belum memenuhi standar sarana dan prasarana (Sarpras) yang telah ditentukan oleh Pertamina.
“Ada satu SPBU se kecamatan yang buka, yang dibahas malah SPBU satu kecamatan yang gak buka karna dia gak memenuhi sarpasnya,” ucapnya kepada beritautama. co, Rabu (24/05/2023).
Pihaknya memastikan distribusi BBM solar maupun pertalite telah sesuai dengan mekanisme peraturan yang berlaku. Sebab, pihaknya telah melakukan inspeksi mendadak (Sidak) dengan bukti rekaman video yang menampakkan petugas sedang melayani pembeli BBM di SPBU.
“Hasil sidak videonya, tim retail sales kesana,” tandas dia.
Sebaliknya, Anggota DPRD Gresik Musa bersikukuh klaim dari Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus dianggap tidak sesuai realita di lapangan. Sebab, dia baru sepekan datang dari Pulau Bawean menyapa warganya dalam melakukan kegiatan sosialisasi peraturan perundang-undangan yang berbarengan dengan kunjungan kerja (kunker) Wakil Bupati (Wabup) Aminatun Habibah (Bu Min).
Musa mengerahkan konstituennya untuk memantau dan merekam aktivitas di SPBU di Pulau Bawean. Bahkan konstituennya dalam video bernama Lukman secara berani menyebut kalau tak ada aktifitas dan tak sesuai dengan klaim Pertaminma.
“Hasil pengamatan terbaru di SPBU yang konon katanya pertamina tutup, SPBU milik agen penyalur compack,” tegas dia.
Musa mendapat laporan dari nelayan di Pulau Bawean bahwa distribusi BBM solar maupun bensin lebih banyak dikemas dalam bentuk drump dan dijual oleh sub atau agen-agen. Nah, dari situlah muncul indikasi dugaan permainan harga.
“Yang di jual SPBU itu tidak banyak, yang banyak dikemas drum dan jual ke sub-sub iku dalam harga yang mahal,” jelasnya.
Komentar telah ditutup.