GRESIK, Berita Utama – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat sejak awal tetap konsisten menolak Undang-Undang (UU) Cipta Kerja. Alasannya, kebijakan yang tertuang dalam UU Cipta Kerja justru tidak berpihak terhadap pekerja khususnya bagi generasi muda.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam dialog bersama ratusan kalangan milenial atau generasi muda di Kabupaten Gresik, Kamis malam (13/4/2023).
“Kami (Partai Demokrat, red) tetap konsisten menolak UU Cipta Kerja, sebab Undang-Undang tersebut sama sekali tidak berpihak kepada pekerja terutama generasi milenial. Bahkan cacat prosedur dan cacat subtansi, dan tidak berpihak kepada wong cilik, generasi muda, kemudian aspek kemanusiaan juga diabaikan,” tegas AHY.
Dia lantas menyebut, UU Ciptaker hanya akan memberikan harapan kosong bagi para pekerja dan justru memperluas PHK besar-besaran. Sebaliknya, AHY lebih sepakat jika pemerintah menyelesaikan berbagai permasalahan di sektor ketenagakerjaan dengan lebih fokus terhadap pembangunan sumber daya manusia (SDM).
“Kita berharap negara ke depan lebih memprioritaskan aspek pembangunan manusia (SDM). Jadi bukan malah membuat kebijakan yang justru merugikan masyarakat terutama pekerja dan generasi muda,” tegasnya.
Oleh karena itu, putra sulung mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut mengajak seluruh kalangan milenial agar berkontribusi dalam pembangunan bangsa Indonesia. Sebab disahkannya UU Cipta Kerja menjadi salah satu indikator pentingnya berperan aktif dan berpartisipasi dalam proses politik.
“Saya berpesan kepada generasi muda agar ikut ber partisipasi serta berperan aktif dalam proses politik terutama dalam menyongsong pemilu 2024. Milenial bisa menentukan masa depan bangsa,” tandas dia.
AHY Lberpesan kepada generasi milenial sebagai anak bangsa agar terus merawat ide dan gagasan yang kritis dan relevan. Sehingga bisa menjadi solusi atas segala permasalahan saat ini dan ke depan demi mewujudkan kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
“Saya berharap saya kritis ini masyarakat dan generasi muda Indonesia melihat bukan hanya segi pencapaian, tetapi juga segi kualitas sumber daya manusia, kritis ini menjadi kekuatan generasi muda untuk membangun bangsa, karena Indonesia ini milik kita semua, maka membutuhkan pemikiran dan partisipasi anak bangsa,” pungkasnya.
Komentar telah ditutup.