GRESIK, Berita Utama – Salah satu penulis terpilih Nurillah Achmad (30) menyampaikan kekaguman dibalik pengetahuannya mengenai Gresik yang hanya diketahuinya selama ini.
“Sementara saya belum pernah mengenal Gresik selain sebagai kota wali, bahkan sebagai sebatas kota industri pun. Saya tidak tahu terkait apa, bagaimana kondisinya. Nah, setelah dibawa Residensi itu terutama saya dibawa ke Kelurahan Lumpur, saya mendengar bagaimana seorang nelayan juga pernah bekerja di anak buah kapal (ABK) asing kalau tidak salah. Itu pengalaman yang mungkin bagi saya, oh sepertinya saya harus menulis ini,” ucapnya dalam puncak Residensi Literatur atas kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI, Sabtu malam (02/12/2023).
Dalam tulisannya yang berjudul “Antara Tanah Tenggara dan Bandar Grisse Tak Lagi Ada” perempuan asal Jember tersebut menyatakan bahwa Kabupaten Gresik menjadi inspirasi baginya. Menurutnya, tulisan tersebut membahas tentang ekologi dan feminisme dengan menyoroti keberadaan pabrik di pesisir yang menjalani reklamasi, serta kehidupan nelayan perempuan di tempat tersebut.
“Untuk nelayan perempuan sepertinya perlu diangkat juga. Misalnya ekologi mengkritik tentang keberadaan pabrik-pabrik di pesisir yang reklamasi. Jadi, soal ekologi ke reklamasi. Dan soal nelayan perempuannya. Jadi ekologi dan feminisme,” tandasnya.
Kegiatan Residensi Literatur menjadi ajang untuk memperkenalkan Kabupaten Gresik di kancah nasional melalui melalui sastra. Selain itu, bertujuan untuk mendorong lahirnya bibit-bibit sastra. Hal ini disampaikan oleh Ketua Yayasan Gang Sebelah Hidayatun Nikmah.
“Ini kegiatan Residensi untuk pertama kalinya. Tujuan utamanya untuk memperkenalkan Gresik melalui sastra,” ujarnya,.
Dalam acara tersebut, ada 18 penulis dari berbagai luar kota yang terseleksi memiliki kesempatan untuk mengikuti Residensi pada tanggal 10-12 November 2023 di Gresik. Mereka diperkenalkan dengan beragam budaya lokal, termasuk kota tua, pesisir, hingga daerah perbukitan yang ada di Gresik.
“Itu kami pilih dari open submission dari seluruh Indonesia. Terpilihlah 18 penulis, ada dari Jakarta, Jember, Ponorogo, Malang, Jogja, Bantul, Gresik, dan lainnya. Semoga kedepan ada Residensi kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya,”pungkas dia.
Komentar telah ditutup.