Nasional – beritautama – Harga barang naik akibat ketidaktetapan ekonomi global, menjadi momentum untuk menguatkan produksi dalam negeri dan mengurangi konsumsi barang-barang impor.
“Apa yang disampaikan bapak Presiden mengandung satu pesan kunci, yakni kita harus berani berubah dan berani mengubah,” kata Edy Priyono, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) dalam keterangannya dikutip dari laman merdeka.com, Minggu (06/03/2022).
Ketidak pastian ekonomi global akibat pandemi Covid-19 yang belum usai, ditambah dengan adanya konflik Rusia Vs Ukraina, lanjut dia, berdampak pada produksi dan konsumsi.
Di sisi konsumsi, ketergantungan terhadap barang-barang impor seperti LPG, kedelai, dan gandum, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya lonjakan harga. Dalam jangka pendek, pemerintah tidak punya banyak pilihan selain tetap mempertahankan harga agar tidak naik dan stabil dengan memberikan subsidi
Untuk LPG subsidi 3 kilogram yang porsi konsumsinya mencapai 93 persen misalnya, meski tren harga kontrak aramco atau CPA mengalami kenaikan sebesar 21 persen dari rata-rata akibat konflik Rusia-Ukraina, pemerintah tidak menaikkan harga LPG subsidi dan tetap mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Pemerintah memberikan subsidi sekitar Rp 11 ribu per kilogram sehingga masyarakat dapat membeli LPG subsidi 3 kilogram dengan harga yang terjangkau. Kalau kondisi ini berlangsung lama tentu akan memberatkan keuangan negara. Karena itu, solusi jangka panjangnya kita harus mendorong produksi dalam negeri agar ketergantungan pada barang impor bisa dikurangi. Salah satunya dengan mendorong penggunaan DME yang bahan bakunya batubara,” imbuhnya.
Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat ikut andil dalam pengurangan konsumsi barang-barang kebutuhan impor, seperti gandum yang menjadi bahan baku roti dan mie. Sudah saatnya warga bergeser ke produk karbohidrat lain, yang merupakan produk dalam negeri.
“Singkong, ubi, porang, itu kan penghasil karbohidrat yang bisa kita hasilkan sendiri. Tentu tidak mudah mengubah pola konsumsi. Tapi kita mesti mengarah ke sana,” tutupnya.