GRESIK, Berita Utama – Mediasi permohonan pendaftaran tanah pertama kali H Sueb Abdullah dengan PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) di kawasan ekonomi khusus (KEK) Java Integrated Indsustrial and Port Estate (JIIPE) Manyar yang diinisiasi Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Gresik, masih buntu.
Sebab, mediasi yang berlangsung di ruang Grahita Eka Praja lantai 2 Pemkab Gresik itu, hanya dihadiri PT BKMS, Polres Gresik, Kepala ATR/BPN Gresik Asep Heri beserta sejumlah jajarannya, dan beberapa orang dari keluarga petani tambak. Sementara pihak H. Sueb Abdullah dan kuasa hukum tidak hadir.
“Pihak Haji Sueb tidak hadir, jadi gak ada keputusan apapun,” kata Yuyun Wahyudi, salah satu peserta mediasi, Rabu (2/11/2022).
Semula, mediasi dijadwalkan pada pukul 15.00 WIB. Namun, setelah menunggu selama hampir 2 jam, pihak H. Sueb Abdullah dan kuasa hukum selaku pemohon sertiffikat tanah di KEK JIIPE tak kunjung hadir. Ketidakhadiran pihak H. Sueb Abdullah dan kuasa hukum membuat mediasi sengketa kepemilikan lahan petani tambak di JIIPE Manyar Gresik tersebut sia-sia alias tidak membuahkan hasil apapun.
“Kita ngikuti aja, diundang ya hadir,” lanjut Bowo, sapaan akrab Yuyun Wahyudi.
Bahkan, pihak-pihak yang hadir baik dari PT BKMS, Polres Gresik, Kepala ATR/BPN Gresik Asep Heri maupun jajarannya ketika ditemui usai pertemuan enggan berkomentar.
Sebagai informasi, mediasi ini digelar setelah adanya unjuk rasa dari Aliansi Gerakan Pemuda Nusantara di Kantor Kementerian ATR/BPN Gresik, Jalan Raya Permata dari aliansi Gerakan pemuda nusantara, Kamis (20/10/2022). Massa meminta pegawai ATR/BPN Gresik tidak menjadi oknum sarang mafia tanah.