BOJONEGORO – Beritautama.co – Bupati Bojonegoro Anna Muawanah mendukung penuh langkah ISNU yang mendorong Jawa Timur sebagai pusat halal Indonesia. Sebagai langkah ke sana, sebanyak 100 orang pendamping dari Kabupaten Bojonegoro mengikuti Pelatihan Pendamping Proses Produk Halal (PPH) di Aula SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro, Minggu (20/3/2022).
Sebelum kegiatan pelatihan di Bojonegoro, ISNU Jatim juga telah melakukan kegiatan yang sama di sejumlah daerah. Di antaranya di Malang, Madiun, Lamongan, dan Surabaya.
Hadir dalam acara tersebut, yakni Ketua PW ISNU Jatim Mas’ud Said, Ketua PC ISNU Bojonegoro Dr. Yogi Prana Izza, Kasi Bimas Kemenag Bojonegoro Dr. Abdullah Hafidz, dan undangan lainnya.
Menurut Bupati Bojonegoro Anna Muawanah, saat ini perekonomian masyarakat Bojonegoro berangsur-angsur membaik dan naik terus seiring berakhirnya pandemi Covid-19. Membaiknya perekonomian juga termasuk sektor pertanian dan industri pengolahan yang juga mengalami kenaikan yang signifikan.
Bupati Anna optimis perkembangan perekonomian Bojonegoro dan Jawa Timur terus membaik. Terkait status halal, ini akan menjadi sumber ekonomi baru yang bisa menggerakkan perekonomian masyarakat.
Meski posisi Indonesia saat ini di peringkat ke-4 di industri halal global, namun dia melihat justru hal ini menjadi potensi sekaligus peluang bagi Kabupaten Bojonegoro untuk mengisinya dengan meningkatkan industri halal.
“Tahun lalu IPM kami mengalami kenaikan 0,55% yang itu menjadi terbaik keempat se-Jawa Timur. Tentu hal ini juga menjadi modal kami untuk mengakselerasi industri halal di Jawa Timur,” ujar Bupati Bojonegoro.
Dalam pelatihan yang digelar ISNU Jatim ini, para peserta diberi pelatihan untuk menjadi pendamping usaha mikro dan kecil dalam proses memperoleh sertifikasi halal melalui jalur self declare (pernyataan mandiri).
Dalam sambutannya, Ketua PW ISNU Jatim Mas’ud Said menyatakan, pelatihan ini merupakan upaya meng-upgrade pengetahuan dan keterampilan peserta yang awalnya tidak tahu menjadi paham dan ahli.
“Pendamping harus bersungguh-sungguh. Sebab, persoalan halal haram perlu penguasaan materi yang mumpuni dan pemahaman menyeluruh,” paparnya.
Dia menjelaskan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa maupun Bupati Bojonegoro Anna Muawanah sudah sepemahaman terkait dengan pengarusutamaan isu-isu halal dalam kegiatan perekonomian masyarakat. Tujuannya Provinsi Jawa Timur menjadi halal center Indonesia.
“Saya ini 3 tahun menjadi Ketua Dewan Riset Kabupaten Bojonegoro, dan saya bukan orang asing di Bojonegoro. Antara Bu Khofifah dan Bu Anna Muawanah sudah saling mendukung terkait isu ini. Nanti pencapaian pusat halal Jawa Timur bisa lebih cepat. Karena presiden dan wapres juga mendukung sepenuhnya,” imbuh Alumnus Program Doktoral Flinders University Australia ini.
Sementara itu, Kasi Bimas Kemenag Bojonegoro Dr. Abdullah Hafidz menjelaskan, selain umat Islam, produk-produk halal juga ditujukan kepada masyarakat nonmuslim. Kemenag Bojonegoro akan menindaklanjuti program-program yang diinisiasi ISNU terkait isu halal melalui penyuluh-penyuluh halal di tingkat kecamatan.
Saat ini masih banyak produk-produk yang belum bersertifikat halal. Hal itu bukan hanya pada makanan, melainkan juga kosmetik, fashion, obat-obatan, dan sebagainya.
“Jika yang dikonsumsi bukan makanan halal, maka kemungkinan hidup susah itu semakin besar. Oleh karena itu, kami siap mendukung. Kami punya satgas halal juga yang bisa bergerak dengan penyuluh-penyuluh,” pungkasnya. (han/zar)