GRESIK- beritautama.co– PT Petrokimia Gresik (PG), perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia terus meningkatkan komitmennya dalam menerapkan Green Port, yakni konsep pengembangan pelabuhan berkelanjutan yang mengintegrasikan aspek kelestarian lingkungan, konservasi energi, community development, dan kepentingan ekonomi dari pelabuhan itu sendiri.
Penerapan konsep Green Portdi pelabuhan PG telah dilakukan sejak 2021 sebagai komitmen perusahaan terhadap perlindungan lingkungan maritim yang merupakan terjemahan poros maritim dunia.
“Oleh karena itu, penerapannya perlu didorong untuk terus disesuaikan dengan kaidah pengelolaan pelabuhan yang mendukung pembangunan keberlanjutan,” ujar Direktur Utama (Dirut) PG, Dwi Satriyo Annurogo dalam siaran persnya, Jum’at (23/09/2022).
Upaya PG dalam menghadirkan pelabuhan yang sejalan dengan kaidah Green Portsalah satunya diwujudkan dengan mengerahkan 60 personil dalam Gerakan Bersih Pantai dan Laut” beberapa waktu lalu.
“Melalui aksi ini, Petrokimia Gresik mendapat apresiasi dari Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP)Kelas II Gresik sebagai Juara I dalam gerakan tersebut,” imbuh Dwi Satriyo.
Selain itu, Petrokimia Gresik juga aktif dalam pelestarian lingkungan laut melalui konservasi hutan mangrove. Terbaru, Petrokimia Gresik melakukan penanaman 31.000 bibit mangrove dipesisir pantai sekitar perusahaan. Selain itu, mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) handal, melalui kegiatan Marine Pollution Exercise (Marpolex) atau Latihan Penanggulangan Pencemaran di Laut secara periodik bersama KSOP Kelas II Gresik.
“Meskipun sejauh ini tidak ada material berjenis minyak dalam kegiatan bongkar-muat di Pelabuhan Petrokimia Gresik, ke depan tidak menutup kemungkinan sejalan dengan upaya komersialisasi pelabuhan, sehingga pelatihan ini sebagai langkah antisipatif,” tandas Dwi Satriyo.
Marpolex sendiri sejalan dengan program International Maritime Organization (IMO) tentang Marine Pollution (MARPOL) 73/78 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia yang tertuang dalam PM 58 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan serta dalam upaya menjaga lingkungan perairan dan pelabuhan.
Penerapan Green Port di PG, sambung dia, diperkuat melalui konservasi energi. Beberapa implementasi yang telah dilakukan diantaranya pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk gedung dan perkantoran, penggunaan sepeda motor listrik, mengganti lampu penerangan konvensional dengan LED, penerapan green building, penyediaan shore connection untuk supply energi kapal, serta pemanfaatan CCTV pada Digital Port Supervising (Aplikasi Petroport) untuk mengurangi penggunaan energi pada kendaraan serta meningkatkan layanan distribusi pupuk.
“Penghematan biaya operasional pada akhirnya akan berpengaruh pada harga produk, sehingga langkah ini juga menjadi upaya Petrokimia Gresik dalam memberikan perlindungan bagi konsumen melalui produk berkualitas dengan harga yang lebih kompetitif,” ujar Dwi Satriyo.
Sementara untuk aspek community development, Petrokimia Gresik senantiasa melibatkan masyarakat sekitar pelabuhan untuk konservasi hutan mangrove. Karena manfaat dari adanya hutan mangrove jug dirasakan oleh masyarakat.
Diantaranya mampu mengurangi abrasi pantai, menjaga kualitas air pesisir, konservasi keanekaragaman hayati dan menyediakan bahan-bahan alami penting yang mendukung sektor perikanan. Sehingga, dengan adanya hutan mangrove ini diharapkan mampu mendukung sumber mata pencaharian masyarakat pesisir pantai sekitar perusahaan.
Dalam konservasi hutan mangrove ini, Petrokimia Gresik melibatkan masyarakat dari Desa Roomo, Kelurahan Korman dan Lumpur sehingga mereka juga turut menjaga hutan itu sendiri.
“Kami percaya Green Port berdampak baik bagi kinerja perusahaan secara global. Hal ini dikarenakan adanya aspek pengelolaan energi, pengelolaan limbah, pengelolaan lingkungan yang tentunya dapat meningkatkan kinerja dan citra perusahaan,” tutup Dwi Satriyo.