GRESIK- beritautama.co- Kendati Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak sudah mewabah lebih dari sebulan di Kabupaten Gresik, tetapi janji pemerintah memberikan bantuan obat-obatan ternyata hanya isapan jempol belaka. Padahal, pada rapat koordinasi forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompimda) Gresik, Bupati Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) sudah memerintah Dinas Pertanian (Distan) Gresik untuk menyalurkan bantuan obat-obatan.
Karena tak kunjung dapat bantuan obat-obatan dan vaksin, berbagai cara dilakukan oleh peternak sapi agar hewan peliharaannya tidak mati. Seperti yang dilakukan Abah Karto, peternak sapi Dusun Juwet Desa Sembung Kecamatan Wringinanom.
“Setelah hampir satu bulan lebih merawat dan mengobati sapi, bahkan belum juga mendapatkan vaksin dari pemerintah, saya terus berinisiatif untuk mencegah kematian pada sapi. Akhirnya, ada satu hal yang saya temukan. Bahwa, kuku pada kaki sapi yang lecet-lecet, itu saya beri solar. Gak lama bisa mrotoli,” ujar Abah Karto saat ditemui beritautama.co di peternakannya, Selasa (14/06/2022).
Diakui ayah dari Choirul Anam yang peternakannya di datangi oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan Bupati Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) pada Selasa (10/5/2022), guna meninjau sapi yang terpapar PMK, bahwa, PMK
menular begitu cepat. Namun, banyak gejala yang bisa diketahui sejak dini,
“Gejala e akeh (gejalanya banyak-red). Mulai dari mulutnya panas, tenggorokannya panas, awak e (badannya-red) panas, dan rambut e rontok” ujar pria berusia lebih dari separuh baya ini.
Ketika rombongan Mentan SYL dan Bupati Gresik datang ke peternakannya, memeriksa kondisi kesehatan pada sapi. Hal itu guna mendeteksi gejala-gejala yang terjadi sejak dini agar laju penularan dapat ditekan.
“Nek kulo sejak awal memang sampun antisipasi mandiri dengan cepat (kalau saya sejak awal memang sudah mengatisipasi mandiri dengan cepat-red). Ngecek’i ben dinane (mengecek setaiap hari-red). Seperti badannya sapi panas, saya cepat-cepat pergi ke apotek beli obat penurun panas,” tegas dia.
Karto mengaku sudah mengeluarkan uang sejumlah Rp 5 juta untuk membeli obat-obatan. Tidak hanya itu, Karto juga meminta resep kepada apoteker dengan menceritakan gejala yang dialami oleh sapi. Bahkan, obat-obatan yang dibeli tidak hanya satu tablet, melainkan langsung sekardus. Hampir lebih dari 50 macam obat-obatan yang sudah dibeli. Bahkan, untuk sekali minum, seekor sapi biasanya menghabiskan satu tablet obat sekaligus.
“Obat-obatan e uakeh (obatnya banyak sekali-red),” ujranya sambil menunjukkan satu karung sak sampah dari bungkus obat yang sudah dikonsumsi oleh sapi.
“Kalau obat khusus sih ada satu, selain itu mboten wonten (kalau oibat khusus ada satu, tidak ada yang lain-red). Obatnya, ya obat yang biasanya diminum oleh kita kalau sedang sakit,” imbuh dia.
Obat khusus itu, yakni bermerk Limoxin-25 Spray yang dibeli dari Budi, dokter hewan yang tinggal di Kecamatan Cerme. Satu botolnya seharga Rp 135 ribu. Obat tersebut disemprotkan pada kaki sapi guna mengeringkan luka akibat rontoknya bulu. Setelah mengering, luka itu turut rontok juga.
Selama masa pengobatan pada sapi yang terpapar PMK, Karto dan Choirul Anam menemukan ramuan khusus yang dinilai ampuh untuk merontokkan lecet-lecet pada kaki sapi.
“Setelah hampir satu bulan lebih merawat dan mengobati sapi, bahkan belum juga mendapatkan vaksin dari pemerintah, saya terus berinisiatif diri untuk mencegah kematian pada sapi. Akhirnya, ada satu hal yang saya temukan. Bahwa, kuku pada kaki atau kaki pada sapi yang lecet-lecet, itu saya beri solar. Gak lama bisa mrotoli,” pungkas dia. mg2