GRESIK, Berita Utama- PT Petrokimia Gresik (PG) siap mendukung target pemerintah terkait produksi aluminium nasional sebesar 1,5 hingga 2 juta ton pada tahun 2025, selaras dengan amanat Peraturan PresidenNomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Sebab, PG berhasil melakukan improvement teknologi proses Pabrik Asam Fosfat HDH (Hemihydrate – Dihydrate). Inovasi yang terbukti mampu meningkatkan kuantum produksi Asam Fluorosilikat (H2SiF6) ini, merupakan salah satu dukungan PG terhadap industri peleburan aluminium nasional.
“Kami siap mendukung rencana tersebut,” tandas Direktur Utama PG, Dwi Satriyo Annurogo dalam siaran persnya, Selasa (20/12/2022).
Dijelaskan, H2SiF6 adalah produk samping yang dihasilkan dari Pabrik Asam Fosfat Petrokimia Gresik. Selanjutnya, produk tersebut diolah menjadiAluminium Fluoride (AlF3) yang dibutuhkan industri peleburan aluminium untuk menurunkan melting point, menaikkan conductivity electrolyte serta menurunkan pemakaian power.
“Kebutuhan AlF3 akan terus meningkat,”ucap dia.
Ditambahkan, improvement pada pabrikAsam Fosfat PG merupakan pioneer, pertama dan satu-satunya di Indonesia. Selain itu, improvement tersebut mampu meningkatkan kualitas Asam Fosfat yang merupakan bahan baku produksi pupuk NPK sejalan dengan komitmen Petrokimia Gresik menjaga ketahanan pangan nasional serta meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas pertanian.
Desain awal Pabrik Asam Fosfat PG adalah menggunakan bahan baku phosphate rock Jordan dengan kualitas high grade. Karena kondisi cadangan phosphate rock high grade dunia yang semakin menipis, menjadikan tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk mencari alternatif bahan baku sebagai solusi.
Melalui inovasi ini, akhirnya mendapatkan beberapa keuntungan lain. Pertama, penghematan biaya karena dapat digantikan dengan phosphate rock medium grade, dengan hasil kualitas dan kapasitas produk yang tetap terjaga.
“Penghematan ini sekitar Rp 11,7 miliar dalam setahun,”ujar dia.
Kedua, meningkatkan produksi H2SiF6 yang setara dengan penghematan sekitar Rp3,7 miliar per tahun serta menjadikan kandungan sludge atau endapan lumpur dan suspended solid produk asam fosfat lebih rendah. Sehingga dapat memperpanjang interval cleaning tangki asam fosfat (tank yard) dengan penghematan sekitar Rp 333 juta per tahun.
Ketiga, mendukung prinsip industri hijau dimana terdapat penurunan losses H2SiF6 sehingga beban kerja waste water treatment plant ikut menurun yang setara dengan penghematan sekitar Rp1,2 miliar per tahun.
“Setiap inovasi, kita tidak hanya berpikir efisiensi dan efektivitas dari proses bisnis semata, tapi juga memprioritaskan dampak positifnya bagi lingkungan,”papar dia.
Berkat improvement pada proses produksi ini, Petrokimia Gresik berhasil meraih penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK) dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI.
“Dalam melakukan improvement teknologi proses ini, kami banyak mengandalkan sumberdaya internal Petrokimia Gresik sehingga memilik inilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang cukup tinggi,”pungkas dia.
Komentar telah ditutup.