SUMENEP – Beritautama.co – Pencairan BPNT (Bantuan Pangan Non-Tunai) di Kabupaten Sumenep terus menjadi persoalan. Pasalnya, ada sejumlah KPM (Keluarga Penerima Manfaat) yang tidak bisa mencairkan uangnya lantaran tidak berada di lokasi. Seperti dialami oleh Siti Zainab, Warga Desa Pancor, Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep.
Zaina, panggilan akrabnya, saat ini sedang mengadu nasib dengan mencari nafkah bekerja di luar Pulau Sapudi bersama suaminya. Mendapatkan informasi bahwa namanya masuk dalam undangan penerimaan BPNT, dia meminta kepada orang tuanya yang berada di rumah untuk mengambilnya.
Namun, pihak petugas Kantor Pos Indonesia tidak berani mencairkannya lantaran Sun (Ibunda Zaina) tidak tercantum dalam satu KK (Kartu Keluarga). Sehingga, meskipun orang tua Zaina berkali-kali bolak-balik menuju kantor desa untuk menunjukkan dokumen fotokopi KTP anaknya, tetap saja tidak diterima, lantaran bukan KTP asli.
“Tidak bisa diambil uangnya, karena KTP saya ada di sini, ibu saya ke sana untuk menyetorkan fotokopinya tapi tidak diterima,” ujar Zaina melalui sambungan telepon, Selasa (08/03/2022).
Zaina mengaku sudah menyuruh ibunya untuk bolak-balik mengurusnya, bahkan kedatangannya ke balai desa harus berjalan kaki, namun hasilnya nihil, sehingga Zaina memutuskan agar ibunya tidak mengurusnya lagi.
“Tak tahu saya, biarkan sudah, kasihan ibu bolak-balik mengurus, kasihan soalnya bapak saya sakit, sedangkan ibu saya tidak bisa naik motor,” ucapnya.
“Mau bagaimana lagi, mungkin sudah bukan rezeki saya, karena saya tidak ada di Pulau Sapudi,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pancor Haenur Rahman membenarkan bahwa ada salah satu warganya yang tidak bisa mencairkan lantaran orang yang bersangkutan sedang berada di luar kota.
“Perwakilan yang mau mengambil datanya memang tidak masuk dalam satu KK, itu bisa diambil asalkan masuk satu KK katanya petugasnya kemarin,” jelasnya.
Kendati demikian, Kades Pancor menyarankan agar melakukan koordinasi langsung dengan Kantor Pos Indonesia, sebab yang lebih paham regulasi yang sebenarnya adalah pihak Kantor Pos Indonesia.
“Saya hanya memfasilitasi untuk menyampaikan undangan yang dari pihak Kantor Pos Indonesia kepada warga yang menerima itu,” tukasnya. (san/zar)