GRESIK, Berita Utama – Kalangan DPRD Gresik geram dengan kinerja Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Giri Tirta yang tak segera menangani kebocoran pipa di Jalan KH. Wachid Hasyim, tepatnya depan kantor DPRD Gresik. Padahal, kebocoran pipa sudah terjadi hampir 2 pekan.
“Ini lokasinya di depan kantor DPRD, depan Masjid Jami’ Gresik. Dekat fasilitas umum Alon-alon Gresik. Kok dibiarkan saja ?. Baru saja selesai diperbaiki aspalnya oleh URC DPUTR Gresik , jalan sudah mulus tapi dirusak-rusak. Segera perbaiki,”cetus Anggota Komisi III DPRD Gresik, Abdullah Hamdi dengan nada geram, Kamis (27/07/2023).
Lambatnya penanganan kebocoran pipa Perumda Giri Tirta, sambung dia, harusnya segera dicarikan solusinya. Misalnya dilakukan identifikasi terhadap adanya hambatan atau kendala yang dialami selama proses perbaikan.
“Kok tidak dilakukan segera pembenahan? Apa lambatnya (perbaikan-red) itu karena peralatan, bahannya atau tim? dari. Dari situ nanti kan bisa diketahui, kendala apa, ya dicarikan solusi atas kendala itu,m”sergah dia.
Letak kebocoran pipa Perumda Giri Tirta di tengah jalan tersebut, sambung dia, sangat membahayakan pengendara yang melintas. Sebab, berada di sekitar Alun-alun Gresik yang tak pernah sepi dari mobilitas warga.
“Harusnya punya target untuk perbaikan. kalau perlu maintance terkait dengan apa? Dengan bahan misalnya, ya segera diselesaikan,”tegas dia.
Terpisah Direktur Teknik (Dirtek) Perumda Giri Tirta Hartadi ketika dikonfirmasi mengaku pihaknya segera melakukan pengurugan terlebih dahulu pada titik penggalian pipa tersebut. Salah satu alasan lambannya proses perbaikan dikarenakan belum menemukan titik di mana terjadi kebocoran pipa.
“Barusan saya panggil kepala cabang dan saya suruh segera lakukan pengurugan terlebih dahulu. Sudah saya bilang sebelumnya, kalau sudah penggalian, ternyata tidak terjadi kebocoran, langsung saja lakukan pengurugan,”tandas dia.
Hartadi mengaku terkendala karena belum memiliki alat pendeteksi kebocoran pipa. Selain harganya mahal, pengajuan yang sudah dilakukan tentu membutuhkan proses dan waktu. Dalam hal ini, pihaknya telah mengisntruksikan kepada tim Pengendalian Kehilangan Air (PKA) untuk mengajukan alat pendeteksi kebocoran.
“Biasanya penggalian untuk mencari titik kebocoran itu butuh waktu dua hari. Kalau sudah ketemu titik bocor, target kita 1×24 jam harus selesai. Nah setelah ketemu titik bocornya, Pengembalian ke semula butuh waktu. Siapkan sertu untuk ngurug, terus dikasih garis safety line dulu, lalu diaspal sekaligus pemadatan. Selesai, clear,” imbuh dia.
Ketiga, pihaknya terhambat dengan tingginya mobilitas warga yang beraktivitas di sekitar Alun-alun Gresik. Termasuk juga terhambat adanya mobil yang terparkir di sekitar Gedung DPRD Gresik.
“Mau gali lagi dengan mencari alur pipa tersebut, ternyata ini di atasnya diparkir mobil (milik anggota DPRD Gresik-red). Ini kan jadi halangan kita. Sabtu besok akan dilakukan penggalian lagi. Makanya ini, akan kita lanjutkan Sabtu. Harapannya tidak ada mobil di sana. Syukur-syukur Sabtu bisa selesai,” pungkas dia.
Komentar telah ditutup.