GRESIK- beritautama.co- Kendati proyek penataan kawasan heritage Bandar Grisse atau Gresik kota lama sudah hampir rampung, tetapi organisasi perangkat daerah (OPD) terkait masih bingung konsep yang matang dan nilai jual sebagai destinasi wisata. Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi setelah Komisi III melakukan rapat kerja dengan Dinas Cipta Karya Perumahan dan Pemukiman (DKCPP) maupun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) serta Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparekrafbudpora) membahas rancangan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD Gresik tahun 2022.
“DKCPP sendiri tidak mengetahui konsep awalnya revitalisasi heritage Gresik Kota Lama seperti apa?. Makanya, kita juga kecewa ada proyek dari pusat asal diterima tetapi tidak memahami konsepnya. Kita juga menyangkan OPD terkait tidak segera duduk bersama untuk mematangkan konsepnya,”tukas dia, Selasa (20/09/2022).
Namun, lanjut Hamdi, Komisi III mendapat pemaparan dari Kabid Pariwisata Disparekrafbupora) Anis Nurul Aini, bahwa, konsepnya disesaikan dengan etnis yang ada disitu. Karena di kawasan ini ada tiga kampung yang memiliki kultur atau etnis berbeda-beda. Yakni kampung Kemasan (pribumi), kampung Pecinan (tionghoa) dan kampung Arab.
“Misalnya di kawasan kampung pribumi, semua infrastruktur akan dibuat dengan konsep kolonial. Di kampung arab akan dibangun seperti nuansa di Saudi Arabia. Begitu juga di kawasan kampung pecinan seperti nuansa negeri tirai bambu. Nah, nantinya rumah-rumah warga disitu untuk kuliner khas Tionghoa untuk menghidupkan perekonomian,”ucap Abdllah Hamdi menirukan penjelasan Anis.
Hanya saja, penjual atau UMKM yang berjualan tidak boleh menggunakan trotoar. Sehingga, Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan yang mencarikan tenant-tenant untuk kuliner di 7 ruas jalan yang direvitalasasi yakni Jalan Basuki Rahmat, Jalan Malik Ibrahim, Jalan Setia Budi, Jalan KH Zubair, maupun Jalan Agus Salim.
“Di tujuh ruas yang direvitalisasi akan disediakan transportasi yang tidak menimbulkan polusi. Seperti di Semarang. Apakah nanti ada odong-odong atau sepeda hias untuk menarik pengunjung,”imbuh dia.
Khusus untuk penataan Jalan Basuki Rachmad, sambung politisi PKB tersebut, konsepnya masih buram. Sebab, bangunan-bangunan tua khas peninggalan Belanda sudah tidak banyak. Dan pembangunan disekitanya situ sudah berubah.
“Ini yang masih belum jelas penataannya di Jalan Basuki Rachmad. Dijadikan seperti apa?,”tukas dia.
Komisi III, kata Abdullah Hamdi juga mendapat penjelasan dari DCKPP, bahwa, ketujuh ruas jalan tersebut bakal menyambung ke Jalan Pahlawan dan Wachid Hasyim. Termasuk, pulau jalan di perempatan GNI akan diperluas. Dan sisa halaman GNI sebelah selatan akan dimanfaatkan sebagain untuk jalan.
“Di tujuh ruas jalan ditambah sepanjang jalan Pahlawan dan Wachid Hasyim akan dipasang lampu-lampu eksotik untuk mendukung destinasi Gresik Kota Lama,”papar dia.