SUMENEP – Beritautama.co – Pemuda Penegak Hak Asasi Manusia (PPHAM) Sumenep mendatangi Polres Sumenep untuk menuntut keadilan terhadap almarhum Herman yang meninggal karena peluru tembakan dari oknum Polres Sumenep. Selain itu, puluhan massa demo tersebut juga menuntut beberapa hak yang harus dipenuhi terhadap keluarga almarhum Herman, Jumat (18/03/2022) kemarin.
Orator Aksi Rozi Ferdiansyah menyampaikan, aksi penembakan yang dilakukan oknum polisi Sumenep wajib untuk dipertanggungjawabkan oleh Kapolres Sumenep karena enam peluru tembakan yang dilayangkan oleh oknum kepolisian tersebut mengakibatkan Herman meninggal dunia.
Rozi meminta agar Kapolres Sumenep harus memberikan pendidikan terhadap anak almarhum Herman hingga selesai sampai menempuh gelar doktor.
“Kapolres Sumenep Bapak AKBP Rahman Wijaya bertanggung jawab atas kematian almarhum Herman, dan menjamin pendidikan anaknya yang masih kecil hingga S3,” teriaknya saat berorasi.
Selain itu, Rozi juga meminta agar Kasi Humas Polres Sumenep harus melakukan klarifikasi terhadap publik lantaran ucapannya yang pada waktu itu menyebutkan bahwa almarhum Herman telah melakukan pencurian uang di Masjid Desa Gadu Timur.
“Tolong Kasi Humas Polres untuk segera melakukan klarifikasi, karena ucapannya yang sudah mengecap buruk almarhum Herman,” tegas Rozi.
Sementara itu, Kapolres Sumenep AKBP Rahman Wijaya saat menemui massa aksi menyampaikan belasungkawa atas kejadian yang menimpa almarhum Herman pada Minggu, 13 Maret 2022 lalu.
“Semua kejadian ini akan kami jadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja Polres Sumenep,” ujar Kapolres Sumenep di hadapan massa aksi.
Usai Aktivis PPHAM membacakan isi tuntutannya, Kapolres Sumenep AKBP Rahman Wijaya menandatangani surat pernyataan yang disodorkan tersebut. (san/zar)