GRESIK-beritautama.co– Mayoritas warga di Desa Panjunan Kecamatan Duduksampeyan masih tetap melestarikan kerajinan anyaman bambu berupa keranjang ikan, gedek dan lainnya. Usaha tradisional yang dilakukan secara turun-temurun tersebut masih bertahan hingga sekarang di tengah era kemajuan zaman yang serba modern.
“Usaha ini dirintis sejak zamannya kakek-nenek saya. Jadi, sudah ada dari beberapa puluh tahun, bahkan ratusan tahun yang lalu,” ungkap Sidri (65) salah satu pengrajin anyaman bambu di Desa Panjunan kepada beritautama.co, Kamis (14/07/2022).
Menariknya, mayoritas warga Desa Panjunan menekuni kerajin anyaman bambu yang mampu menambah pendapatan keluarga juga mengurangi angka pengangguran tersebut. Sebab, pengrajin anyaman bambu tidak hanya ditekuni oleh kalangan tua saja, melainkan juga merata di kalangan muda desa.
“Hampir semua menjadi pengrajin anyaman bambu di sini. Kawula muda kampung, rata semuanya bisa. Cuman waktunya menyesuaikan, kadang sepulang kerja dari pabrik, kadang ketika hari libur. Kita-kita hanya menjadi penerus dari tetua dulunya,” tegas dia.
Sidri mengaku bisa menghasilkan sekitar 20 – 30 buah keranjang dalam sehari penuh. Semua bahan baku bambu duri batangan yang diolah menjadi kerajinan, sambung dia, dipasok dari Madura, Bojonegoro, dan Tuban.
“Dari 3 pring ori (bambu duri-red) biasanya dapat menghasilkan 20 keranjang ikan. Kalau ukuran bambunya besar, bisa menjadikan 30 keranjang ikan dalam sehari,” ujar dia.
Terkait penjualan dan permintaan pasar, Sudri tetap optimis. Karena selama masih ada tambak, permintaan selalu ada.
, “Permintaan pasar, ya masih stabil. Saya tetep produksi. Pokoknya bisa menghasilkan uang, Alhamdulillah,” terangnya.
Untuk penjualannya sendiri, 20 buah keranjang ikan biasanya dipatok seharga Rp 270 ribu. Meskipun begitu, harga normalnya sebesar Rp 300 ribu untuk per 20 keranjang. Diketahui, ada beberapa pengepul di desa yang menampung dan memasarkan hasil olahan pengrajin anyaman bambu berupa keranjang ikan tersebut. Pemasarannya meliputi wilayah Gresik dan Lamongan.
“Sekarang lagi turun harga, karena ikan di tambak sudah berkurang, sudah lewat masa musim panen,” tutupnya. Mg2