GRESIK – Beritautama.co – Puluhan aktivis yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Nusantara (Genpatra), Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS), dan Kaum Kusam menggelar unjuk rasa di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Gresik, Kamis (20/10/2022).
Aksi mereka dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas banyaknya korban mafia tanah di Gresik, terlebih di wilayah Kecamatan Manyar.
Korlap Aksi Mustofa atau akrab disapa Ngabei menuding adanya mafia tanah yang bersarang di BPN Gresik. Termasuk banyaknya keluhan dari masyarakat akan buruknya pelayanan Kantor ATR atau BPN Gresik.
“Kami berupaya agar supaya pemerintah pusat segera mengambil tindakan tegas dan konkret untuk membenahi atau memidana oknum-oknum yang jadi bagian dari jaringan mafia tanah,” ujarnya, Kamis (20/10/2022).
Beberapa keluhan masyarakat, lanjutnya, yakni di antaranya mulai dari lambatnya proses mengurus sertifikat, maraknya pungli terselubung, sulitnya menemui kepala BPN jika ada pengaduan masyarakat, manipulasi data tanah, dan mangkraknya proyek strategi nasional.
Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) Massa Aksi Totok Santoso menyampaikan lima tuntutan yang dibawa dalam aksi tersebut.
“Berantas mafia tanah yang bercokol di BPN Gresik, usut dan adili oknum yang bekerja atas perintah mafia tanah, turunkan dan ganti pimpinan BPN Gresik, segera keluarkan sertifikat milik masyarakat yang sengaja diperlambat prosesnya, serta audit penggunaan dana program pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL),” ucapnya.
Ditambahkan, pihaknya mengancam akan menggeber persoalan ini kepada kejaksaan dalam waktu dekat.
“Kami serius. Kalau tidak segera ditindaklanjuti dan diberikan kepastian, kami akan menginap dan setiap hari orasi di sini sampai pimpinan ATR atau BPN diganti,” tegasnya.
Setelah melakukan orasi selama hampir satu jam, tujuh perwakilan massa melakukan audiensi dengan pimpinan BPN Gresik di ruang rapat seksi survei dan pemetaan BPN Gresik. (feb/zar)