GRESIK, Berita Utama – Kolaborasi antara pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan kalangan akademisi menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan potensi dan daya saing ditengah perkembangan teknologi. Salah satunya melalui kegiatan administrasi yang meliputi pembukuan keuangan dalam manajemen operasional pelaksanaannya.
Seperti yang dilakukan oleh UMKM Sanggraloka Batik Bangsawan Gresik, mendapat pendampingan beserta pelatihan dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.
Ketua Perkumpulan Penyelenggara Pendidikan Nasional (Perpendiknas) STIESIA Surabaya Endang Dwi Retnani menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang tertuang dalam program insentif pengabdian masyarakat yang terintegrasi dengan MBKM berbasis kinerja IKU bagi PTS tahun 2022
“Salah satu manfaat dari pembukuan yang dilakukan secara benar adalah memudahkan bagi batik bangsawan dalam mengajukan kredit di bank atau dalam perhitungan pajak. Pada saat ini kegiatan pembukuan keuangan masih dilakukan secara sederhana dan belum tersistematis berbasiskan IT,” jelasnya kepada beritautama.co, Kamis (08/12/2022).
Endang menambahkan, kegiatan yang dibiayai oleh Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Tekonologi melalui Program Insentif Pemberdayaan Masyarakat Terintegrasi dengan MBKM berbasis kinerja IKU diperuntukan kepada pengusaha agar ke depannya makin berkembang dan bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
“Mahasiswa diikutsertakan dalam kegiatan ini sebagai salah satu bentuk kegiatan kampus merdeka. Indikator kriteria utama dari kegiatan ini adalah terselesaikannya masalah yang dihadapi dengan mitra, terutama mengenai akuntansi UMKM dan peningkatan produksi,” tambah dia.
Sementara itu, pendiri Batik Bangsawan Nur Kholis mengungkapkan pentingnya kolaborasi bersama kalangan akademisi untuk memunculkan perubahan dan perkembangan dalam usahanya.
“Saya berharap bisa memunculkan perubahan-perubahan atau bahkan mungkin ide-ide baru yang tidak bisa dimunculkan dari kalangan kami pelaku usaha, mungkin bisa saja karena sibuk bekerja. Contoh kayak tadi itu ada kemudahan dalam membuat laporan keuangan,” ujarnya.
Diakui Nur Kholis, bahwa kehadiran dunia akademis sangat membantu memudahkan pekerjaannya.
“Kedepan, pertama kolaborasi dengan dunia akademisi itu tetap berlanjut. Kedua, sama-sama membuka diri dalam arti dunia usaha mau belajar ke dunia akademik dan dunia akademik mau mengambil fakta-fakta yang berkembang secara real. Jadi, jangan sampai di antara dunia akademis dan usaha itu terpisah, artinya selalu ada inovasi yang muncul untuk menyelesaikan masalah,” pungkasnya.
Dalam pelaksanaannya yang berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 6 hingga 8 Desember 2022, turut mengundang dua dosen dari Universitas Muhammadiyah Gresik yakni Sukaris Ma’had Wicaksono dengan materi tentang peningkatan produksi..
Komentar telah ditutup.