Nasional – Beritautama.co – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meresmikan pembangunan proyek perluasan pabrik PT Smelting bernilai investasi Rp3,2 triliun dengan secara simbolik melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama.
Proyek perluasan pabrik yang terletak di Gresik, Jawa Timur ini dapat menghasilkan bahan baku energi bersih yang mendukung upaya pengembangan energi terbarukan.
Airlangga mengatakan dengan ekspansi di pabrik refinery mineral pertama di Indonesia ini, ada 3,3 juta ton konsentrat yang nantinya akan diolah, sehingga Gresik menjadi sentra dari hilirisasi tembaga.
“Ke depannya dengan renewable energi, electric vehicle dan solar panel seluruhnya membutuhkan tembaga. Oleh karena itu, hilirisasi produk turunannya perlu untuk terus didorong, terutama untuk kebutuhan memproduksi produk elektronik,” katanya, dalam keterangan tertulis, Minggu (20/02/2022).
Saat ini Indonesia memiliki cadangan bijih tembaga sebesar 3,1 miliar ton dengan tingkat produksi sebanyak 100 juta ton per tahun. Cadangan bijih tembaga tersebut diperkirakan akan habis dalam 30 tahun apabila tidak ada tambahan cadangan baru
“Oleh karenanya peningkatan nilai tambah bijih tembaga sangat diperlukan, baik dengan pembangunan pabrik baru atau ekspansi pabrik yang ada untuk ekstraksi tembaga,” jelasnya.
Dengan adanya ekspansi ini, menurut Airlangga, kapasitas pengolahan konsentrat PT Smelting direncanakan akan mengalami peningkatan menjadi sebanyak 1,3 juta ton dan kapasitas produksi katoda tembaga juga meningkat menjadi 342 ribu ton per tahun.
Proyek ekspansi PT Smelting yang keempat sejak 1999 ini, juga akan menambah pabrik asam sulfat baru, menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter, serta menambah jumlah sel elektrolisa di refinery. Peningkatan kapasitas dalam ekspansi tersebut membutuhkan Capex sebesar US$ 231 juta dan direncanakan akan selesai pada September 2023.
Ekspansi PT Smelting tidak hanya memenuhi kebutuhan produk di dalam negeri seperti katoda tembaga untuk industri kawat/kabel (wire), batangan tembaga (rod bar), industri kimia, serta produk samping berupa asam sulfat untuk bahan baku pabrik pupuk serta copper slag dan gipsum sebagai bahan baku semen, namun PT Smelting juga mengekspor katoda tembaga dan tembaga telurida.
“Kekuatan industri copper di Indonesia akan terus ditingkatkan dan klaster yang ada di Gresik tentunya perlu terus didorong, sehingga Pak Bupati Gresik ini bisa juga menjadi Bupati Tembaga,” pungkas Airlangga.
Komentar telah ditutup.