GRESIK- beritautama.co- Jembatan Kacangan yang menjadi akses utama penghubung Desa Gluranploso dengan Desa Bulurejo di Kecamatan Benjeng belum kunjung diperbaiki. Padahal, jembatan sepanjang 90 meter sudah ambruk sejak 5 bulan lalu, tepatnya Minggu, (19/12/ 2021) silam.
Akses jalan yang menghubungkan kedua desa tersebut menghambat aktivitas keseharian warga setempat. Tampak pula beberapa warga yang membuka tutup akses jalan tersebut. Beberapa warga dengan terpaksa tetap melewati jembatan dikarenakan jalan alternatif yang bisa ditempuh jaraknya cukup jauh.
“Dengan terpaksa saya harus melewati jembatan ini, karena jembatan ini adalah satu-satunya akses jalan utama,” ucap Mohammad Miftahus Sururi (45) warga Gluranploso, Sabtu (11/06/2022).
Agar dapat dilewati, warga menguruk dengan pasir seadanya. Itupun jalannya hanya bisa dilewati oleh roda dua. Tidak hanya itu, pengendara roda dua juga harus bergantian untuk melintasi jembatan yang ambruk itu.
“Jembatan masih bisa dilewati, hanya saja diperuntukkan bagi pengendara roda dua. Itu pun harus bergantian,” imbuh dia.
Meskipun ada jalan alternatif yang bisa diakses oleh warga, lanjut dia, mayoritas enggan melintasi jalan tersebut. Selain jarak yang cukup jauh, kondisi jalan alternatif penghubung antar desa itu juga rusak parah.
Sejatinya, proyek pembangunan jembatan Kacangan sudah dilelang di LPSE Kabupaten Gresik dengan nilai anggaran sebesar Rp 15,4 miliar yang bersumber dari APBD Gresik tahun 2022. Jadwal awal, pemenang lelang diumumkan pada 25 Mei lalu. Kemudian, penandatanganan kontrak pekerjaan dilaksanakan 7 Juni . Namun, lelang sempat gagal. Dan sudah dilakukan retender dalam LPSE Kabupaten Gresik. Saat ini, sudah masuk masa sanggah. Jika tak ada kendala, maka penandatanganan kontrak pekerjaan dilaksanakan 24 Juni nanti.
Kepala Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Pemkab Gresik, Tri Joko Effendi mengakui lelang proyek jembatan sempat gagal dan dilakukan retender yang saat ini dalam tahap masa sanggah.
“Karena peserta tidak memenuhi kualifikasi, makanya sempat tender gagal. Tapi, sudah retender,”ujarnya kepada awak media dalam suatu kesempatan.
Dikatakan, pihaknya tidak menghendaki proyek yang sudah ditender akan terhenti di tengah jalan karena kekurang telitian ketika proses tender. Dicontohkan, ada rekanan yang mengajukan penawaran ketika dilakukan verifikasi administratif ternyata nama pekerja yang dicantumkan sama dengan nama pekerja yang tendernya sudah dimenangkan tetapi belum dikerjakan.
“Tak logis, satu pekerja akan bekerja di dua proyek sekaligus dalam waktu yang hampir bersamaan. Ini berpotensi ketika memenangkan tender, pekerjaannya akan mangkrak. Juga, pekerja lokal yang dimasukkan sangat minim,”papar dia.
Pihaknya sangat berharap, rekanana yang mengajukan penawaran dalam tender proyek ada penyerapan tenaga kerja lokal sebanyak-banyaknya. Sebab, berimbas dengan pengurangan angka pengangguran. mg2