GRESIK- Beritautama.co- PT Smelting kembali melakukan pembangunan perluasan pabrik untuk meningkatkan kapasitas produksi smelter tembaga 30 persen dari kapasitas sebelumnya. Jika sebelumnya kapasitas produksinya 300.000 ton katoda tembaga per tahun akan meningkat dari menjadi 342.000 ton pertahun.
Peletakan batu pertama smelter tembaga pertama dan satu-satunya di Indonesia saat ini dilakukan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwan, Sabtu, (19/02).
Menurut Direktur Pengembangan Bisnis dan Komersial Irjuniawan P Radjamin, pembangunan perluasan pabrik ini membutuhkan waktu dua tahun.
“Ditargetkan, pembangunan selesai sebelum akhir Desember 2023,” katanya.
Selama ini, PT Smelting mengolah konsentrat tembaga hasil tambang PT Freeport Indonesia di Papua. PT Smelting mempunyai tiga pabrik, terdiri dari pabrik peleburan (smelter), pabrik pemurnian (refinery) dan pabrik asam sulfat.
“Pekerjaan ekspansi kali ini untuk manambah pabrik asam sulfat baru. Juga menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter dan menambah jumlah sel elektrolisa di refinery,” jelas Wawan, panggilan akrab Irjuniawan P. Radjamin.
Dengan pembangunan ekspansi pabrik kali ini, kali keempat PT Smelting melakukan peningkatan kapasitas produksi. Tahap pertama, kapasitas produksi katoda tembaga hanya 200 ton per tahun. Pada tahun 1999, ekspansi pertama dilakukan dengan menambah kapasitas produksi katoda tembaga menjadi 255 ton per tahun. Berikutnya, tahun 2001 ditingkatkan lagi menjadi 270 ton. Ekspansi ketiga tahun 2009 menjadi 300 ton per tahun. Dengan pembangunan pabrik baru ini, PT Smelting yang semula hanya mengolah 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun, akan meningkat menjadi 1,3 juta ton konsentrat per tahun.
“PT Smelting terus berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap negeri kita tercinta. Dengan peningkatan kapasitas produksi ini, tentu akan makin mengokohkan Indonesia sebagai salah satu produsen tembaga dunia,” tegas Wawan.
PT Smelting merupakan perusahaan pengolah tembaga yang pertama di Indonesia ini berdiri tahun 1996. Smelter tembaga dengan teknologi smelter terbaik di dunia ini mayoritas sahamnya dimiliki Mitsubishi Materials Corporation (MMC) Jepang. Sebagian saham dimiliki PT Freeport Indonesia (PTFI).
Selain memproduksi katoda tembaga LME Grade A, PT Smelting juga menghasilkan produk lainnya seperti asam sulfat untuk bahan baku pabrik pupuk Petrokimia Gresik, terak tembaga untuk bahan baku industri semen dan gypsum untuk bahan baku industri semen. Dalam penggunaannya, Katoda tembaga kemudian di proses lebih lanjut menjadi menjadi produk kawat/kabel (wire rod), batang tembaga (copper rod), dan berbagai jenis produk berbasis tembaga. Sebagian besar produk katoda tembaga PT Smelting diekspor sehingga menjadi penyumbang devisa negara
.Selain itu, selama ini PT Smelting juga terus meningkatkan kontribusi langsung ke masyarakat sekitar pabrik melalui program CSR (Corporate Social Responsibility). PT Smelting selalu menjadi penyumbang utama surplus perdagangan Jawa Timur maupun nasional.
Komentar telah ditutup.