GRESIK-beritatama.co- Pelajaran sekaligus contoh konkrit sangat menginsipirasi dipertontonkan dari gelaran Petrokimia Gresik Futsal Championship (PGFC) yang tidak sebatas mencetak atlet-atlet berprestasi, melainkan membangun semangat olimpisme. Yaitu bersikap sportif, saling menghargai, saling menghormati, menciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun perdamaian dunia. Sepak bola dan futsal harus menjadi pemersatu.
Tim futsal yang masuk empat besar dalam PGFC 2022 sepakat untuk tidak melanjutkan pertandingan. Sikap ini diambil sebagai bentuk belasungkawa atas tragedi kemanusiaan yang memilukan di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Sabtu malam (01/10/2022) dimana ratusan nyawa melayang sia-sia akibat gas air mata yang ditembakkan dalam pengamanan di dalam Stadion Kanjuruhan pasca pertandingan sepak bola antara tuan rumah Arema kontra Persebaya dalam lanjutan Liga 1.
Peristiwa yang mendapat sorotan dari mata dunia tersebut, sangat dirasakan oleh seluruh pemain maupun supporter yang telah hadir di SOR Tri Dharma dalam PGFC 2022. Mereka mengheningkan cipta dan mengenakan pita hitam di lengan kiri sebagai bentuk duka cita sebelum sepakat menghentikan lanjutan pertandingan PGFC 2022, Minggu (02/10/2022).
Direktur Utama (Dirut) PG, Dwi Satriyo Annurogo sangat memberikan apresiasi kepada seluruh tim yang sepakat tidak melanjutkan pertandingan. Menurutnya, sikap tersebut merupakan implementasi dari semangat olimpisme yang berhasil ditanam pada setiap pemain dan supporter.
“Keberhasilan PGFC tidak sebatas mencetak atlet-atlet berprestasi. Tapi juga membangun semangat olimpisme. Yaitu bersikap sportif, saling menghargai, saling menghormati, menciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun perdamaian dunia. Sepak bola dan futsal harus menjadi pemersatu,” ujar Dwi Satriyo dalam siaran persnya.
PG bersama dengan seluruh peserta dan supporter PGFC 2022 turut berbelasungkawa dan menyampaikan duka yang mendalam atas jatuhnya korban dalam insiden di Stadion Kanjuruhan. Pihaknya berharap insiden tersebut menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk bisa lebih baik lagi.
Apresiasi senada dari Ketua Askab PSSI Gresik, Rofiq atas empati yang diberikan PG beserta para pemain dalam PGFC 2022 yang kemudian melahirkan juara bersama.
“Event ini (PGFC 2022-red) sukses. Poin pentingnya adalah empati atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. Saya berharap, kejadian itu benar-benar yang terakhir. Satu nyawa tidak bisa ditukar dengan cabang olahraga apapun,“ ujarnya.
Sedangkan, Wakil Ketua Umum (Waketum) 4 KONI Gresik, Mindo Siahaan yang turut hadir dalam closing PGFC 2022 menilai kesepakatan dari 4 tim futsal yang hendak berlaga di babak 4 besar sangar tepat. Apalagi, peristiwa kemanusiaan yang menyayat luka mendalam tersebut, berada di Jawa Timur.
“Semua pasti ada hikmahnya. Tapi ini tidak boleh mengendorkan semangat sepak bola dan futsal di Indonesia, khususnya di Jawa Timur dan Gresik, “ ujarnya.
Petrokimia Gresik sendiri telah empat kali menggelar PGFC sejak tahun 2014 hingga 2017, dan tahun ini di momen golden anniversary Petrokimia Gresik, PGFC ke-5 kembali dihadirkan untuk memperbanyak sarana bagi talenta futsal dalam meraih prestasi.
Kapten Tim Futsal SMA Negeri 1 Gresik, Muhammad Iqbal mengaku pihaknya sepakat menerapkan kemenangan bersama. Sebagai kompensasi, SMA Negeri 1 Gresik dan SMA Antartika Sidoarjo yang lolos ke babak final, keduanya ditetapkan sebagai Juara I. Sedangkan SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMA Negeri 1 Manyar keduanya juga diputuskan menjadi Juara 3.
“Menang bukan segala-galanya, tidak ada pertandingan sepak bola ataupun futsal yang sebanding dengan nyawa. Untuk itu, seluruh Tim sepakat untuk menang bersama,” ujarnya.
Adapun masing-masing Juara I mendapat hadiah uang pembinaan sebesar Rp10 juta, sedangkan setiap Juara III memperoleh hadiah Rp5 juta. Sedangkan supporter Terbaik I hingga III juga mendapatkan apresiasi masing-masing Rp6 juta, Rp5 juta dan Rp3 juta. Adapun total hadiah untuk 12 kategori mencapai Rp54,5 juta.