GRESIK, Berita Utama- Kendati dalam nota rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (R-APBD) Gresik direncanakan ada penerimaan pinjaman daerah yang diprediksikan sebesar Rp 15 miliar, tetapi pinjaman tersebut langsung dilunasi di tahun yang sama.
“Itu pinjaman daerah untuk RSUD Ibnu Sina yang akan dibayar di tahun 2025 juga. Makanya, postur APBD Gresik tahun 2025 sudah kita sepakati dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang menjadi pedoman penyusunan R-APBD 2025, tidak ada hutang maupun defisit,”tegas Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD Gresik, M Syahrul Munir dengan nada serius, Selasa (19/11/2024).
Diakui politisi PKB ini, pendapatan daerah dalam nota R-APBD Gresik 2025 yang diperkirakan mencapai sebesar Rp 3,8 triliun masih ketergantungan besar melalui pendapatan transfer sebesar Rp 2,3 triliun yang terdiri dari pendapatan transfer pemerintah pusat sebesar Rp 2,1 triliun, pendapatan transfer antar daerah sebesar Rp 162 miliar.
Sedangkan proyeksi pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 1,5 triliun yang berasal dari pajak daerah sebesar Rp 1,08 triliun, retribusi daerah sebesar Rp 434 miliar, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp12.6 miliar, lain-lain PAD yang sah sebesar Rp 13,4 miliar .
“Ini (PAD) saja, masih ada yang pesimis. Padahal, kita dalam menentukan target pendapatan berdasarkan potensi dan capaian sebelumnya. Makanya, kita optimis realistis dalam menentukan target,”papar dia.
Belanja daerah dalam R-APBD 2025 dialokasikan sebesar Rp 3, 8 triliun yang terdiri dari belanja operasi sebesar Rp.2,6 triliun, dengan rincian penggunaan sebagai belanja pegawai sebesar Rp 1, 2 triliun, belanja barang dan jasa sebesar Rp 1, 06 triliun, belanja hibah sebesar Rp 348 miliar dan belanja bantuan sosial sebesar Rp 20 miliar.
Belanja modal sebesar Rp.395 miliar dengan rincian penggunaan sebagai belanja modal tanah sebesar Rp.39 miliar, belanja modal peralatan dan mesin sebesar Rp 78 miliar belanja modal gedung dan bangunan sebesar Rp.85 miliar, belanja modal jalan, jaringan dan irigasi sebesar Rp 179 miliar , belanja modal aset tetap lainnya sebesar Rp 11 miliar. Selanjutnya, belanja tidak terduga sebesar Rp.20 miliar, belanja transfer Rp 734 miliar dengan rincian penggunaan sebagai belanja bagi hasil sebesar Rp 126 miliar, belanja bantuan keuangan sebesar Rp 608 miliar.
Pada postur pembiayaan daerah tahun 2025, penerimaan pembiayaan direncanakan sesesar Rp 17, 2 miliar yang berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) tahun anggaran sebelumnya diprediksikan sebesar Rp 2, 2 miliar. Sedangkan, penerimaan pinjaman daerah diprediksikan sebesar Rp 15 miliar.
Untuk pengeluaran pembiayaan pada tahun 2025 , direncanakan sebesar Rp 22, 7 miliar yang akan dialokasikan untuk penyertaan modal daerah pada badan usaha milik daerah (BUMD) sebesar Rp 7 miliar dan pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo sebesar Rp.15 7 miliar.
Adanya rencana pinjaman daerah sebesar Rp 15 miliar juga dibenarkan Anggota Banggar DPRD Gresik, Muchammad Zaifuddin.
“Rencananya digunakan RSUD Ibnu Sina untuk membangun gedung khusus pasien eksekutif,”tandasnya.
Menurut Ketua Komisi IV DPRD Gresik, pendapatan dari RSUD Ibnu Sina yang memiliki sekitar 350 tempat tidur (TT), mencapai diatas sebesar Rp 200 miliar pertahun. Dengan penambahan gedung khusus pasien eksekutif, diharapkan menambah pendapatan. “Termasuk di 2025, akan menambah layanan poli di sore hari untuk menambah maksimal pendapatan dan pelayanan,”pungkas dia.
Komentar telah ditutup.