GRESIK, Berita Utama- Badan Anggaran (Banggar) DPRD Gresik mengundang rapat Tim Anggaran (Timang) Pemkab Gresik membahas pelaksanaan triwulan I APBD Gresik tahun 2025 sekaligus menangih janji pemetaan pengalihan rencana penggunaan anggaran dari efesiensi sebesar Rp 59,6 miliar di APBD Gresik tahun 2025 sebagai tindaklanjut Inpres No 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025 dimana menginstruksikan untuk dilakukan reviu sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing, dalam rangka efisiensi atas anggaran belanja.
“Ada pengalihan anggaran untuk kelanjutan Islamic Center sebesar Rp 2,4 miliar. Padahal, ketika pembahasan di rancangan APBD 2025, kita sudah sepakat untuk didrop. Termasuk juga rekomendasi dari Komisi III untuk didrop. Tetapi, sekarang dimunculkan lagi ,” ungkap Anggota Banggar DPRD Gresik, Abdullah Hamdi dengan nada kesal seusai rapat anggaran, Senin (14/04/2025).
Selain itu, sambung politisi PKB ini, ada beberapa proyek yang rencana awalnya pembiayaan berasal dari pemerintah pusat melalui dana alokasi khusus (DAK) tetapi batal akibat efisiensi, ternyata di take over dari APBD Gresik 2025 yang berasal dari efesiensi.
“Proyek peningkatan jalan Betoyoguci Kercamatan Manyar – Duduksampeyan sebesar Rp 8,9 miliar. Awalnya, anggarannya dari DAK. Tetapi, pemerintah pusat membatalkan akibat efesiensi. Sekarang, dimunculkan lagi yang bakal dibiayai dari APBD Gresik 2025,”tukas dia.
Rencana penggunaan lain untuk rehabilitasi sekolah dasar negeri (SDN) sebesar Rp 3,7 miliar dan SMPN sebesar Rp 4,8 miliar. Lantas, rehabilitasi 5 puskesmas dengan anggaran sebesar Rp 1,7 miliar. Pembebasan dan pembuatan tanggul di Desa Wotansari Kecamatan Balongpanggang yang langganan banjir Kali Lamong sebesar Rp 5,6 miliar. Pembebasan lahan untuk peningkatan jalan Bringkang- Menganti sebesar Rp 5 miliar. Pembangunan jembatan Pranti sebesar Rp 1 miliar, pembelian alat meaning landfill sebesar Rp 8 miliar di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan cadangan pangan dan beras kerjsama dengan Bulog sebesar Rp 1 miliar.
“Ada juga rencana penggunaan kolam retensi sebesar Rp 15 miliar. Tetapi, lokasinya masih belum jelas karena masih berubah-ubah,”tegasnya.
Sementara itu, realiasi pelaksanaan APBD Gresik tahun 2025 hingga 31 Maret 2025 tercatat, pendapatan daerah yang ditargetkan sebesar Rp 3,84 triliun masih teralisasi sebesar Rp 987 miliar atau terdapat kekurangan sebesar Rp 2,8 triliun.
Adapun rincian pendapatan daerah yakni pendapatan transfer sebesar Rp 2,3 triliun dan pendapatan asli daerah (PAD ) sebesar Rp 1,5 trilun. Untuk PAD dari pajak daerah dengan target sebesar Rp 1,083 trilun masih teralisasi sebesar Rp 233 miliar sehingga kekurangannya masih sebesar Rp 850 miliar atau realisasinya 21 %. Sedangkan target pendapatan retribusi dalam PAD ditetapkan sebesar Rp 367 miliar masih teralisasi sebesar Rp 80 miliar atau kurang Rp 287 miliar atau 21 %.
Realitas tersebut membuat Anggota Banggar DPRD Gresik, Muhammad mencak-mencak dalam rapat. Sebab, pendapatan dari pajak dan retribusi seolah sengaja diatur tanpa melaporkan realisasi riil.
“Jangan-jangan realisasinya sudah tercapai hingga 25 persen. Lalu sengaja disembunyikan supaya pembukuannya bagus. Nanti di laporan triwulan II atau semester I tahun 2025, bisa langsung digenjot,”cetus dia.
Kemudian PAD dari pendapatan hasil kekayaan alam yang dipisahkan dengan target sebesar Rp 12,6 miliar tetapi realisasinya masih nihil. Untuk pendapatan lain-lain PAD yang sah ditargetkan sebesar Rp 80 miliar masih teralisasi sebesar Rp 14,6 miliar atau kurang Rp 66 miliar.
Untuk pendapatan transfer dari pemerintah pusat dari target sebesar Rp 2,3 triliun masih teralisasi Rp 658 miliar. Begitu juga pendapatan transfer antar daerah yang ditargetkan sebesar Rp 155 miliar, realisasinya masih Rp 2,6 miliar
Sedangkan realisasi belanja yang telah dikeluarkan sebesar Rp 3,8 triliun masih teralisasi sebesar Rp 657 miliar atau kurang sebesar Rp 3,18 triliun.
Komentar telah ditutup.