GRESIK, Berita Utama- Berbagai temuan di lapangan ketika rombongan Komisi III DPRD Gresik melakukan sidak infrastruktur yakni proyek rekonstruksi jalan Bringkang Kecamatan Menganti– Lampah Kecamatan Kedamean dan Peningkatan Jalan Morowudi Kecamatan Cerme – Kecamatan Benjeng.
Misalnya, proyek rekonstruksi jalan Bringkang Kecamatan Menganti– Lampah Kecamatan Kedamean dengan pagu anggaran sebesar Rp 8 miliar dalam APBD Gresik 2024. Proyek yang ditendernya dimenangkan CV Wijaya dengan alamat Jalan Kusuma Bangsa No. 44B Lamongan setelah menawar sebesar Rp 6.432.197.256,39 tersebut, ternyata ditemukan tiga ketidaksesuain spek dalam pekerjaannya.
“Tebal cor bahu jalan tidak sesuai dengan spek. Seharusnya, cor setebal 15 centimer, tetapi ada temuan yang ketebalan cornya hanya 5 centimeter. Jelas, foto begistingnya hanya 7,5 centimeter,”ungkap Anggota Komisi III, Nur Yahya Hanafi ST dengan nada serius.
Temuan kedua, sambung dia, material base course atau lapis pondasi agregat adalah material granular yang terdiri dari batu pecah dengan gradasi tertentu yang akan digunakan sebagai pondasi jalan sebelum diberi perkerasan aspal atau beton, perlu di cek kualitasnya.
“material base course A dan B untuk pengerasan jalan, perlu dicek kualitasnya,”tukas dia.
Ketiga, lanjt Yahya, pasangan pondasi penahan bahu jalan ternyata banyak yang tak sesuai dimensi.
“Jadi, batu pondasinya banyak yang hilang,”papar dia.
Sedangkan temuan Komisi III ketika sidak proyek peningkatan jalan Morowudi Kecamatan Cerme – Kecamatan Benjeng yakni beton yang belum waktunya atau belum matang sempurna untuk dilewati, ternyata sudah dibuka.
“Normalnya antara 21 sampai 28 hari, beton cor matang. Tapi, ini (cor-red) masih berumur 14 hari, sudah dilewati. Kan cepat membuat rusak karena belum matang. Lantainya keropos dan betonnya mbeggar (mekar-red),”imbuh Anggota Komisi III DPRD Gresik lainnya, Ainul Yaqin Tirta Saputra dengan nada serius, Selasa (29/10/2024).
Sejatinya, sambung dia, pelaksana proyek ketika sidak Komisi III yang didampingi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPU TR) Gresik sudah diklarifikasi terkait permasalahan tersebut. Sebab, ada indikasi patah betonnya,
“Jawaban pelaksana proyek siap memperbaiki. Pertengahan November janjinya sudah diperbaiki dan selesai,”tukas dia .
Dijelaskan Tirta Saputra, berdasarkan lpse.gresikkab.go.id, pemenang tender proyek peningkatan jalan Morowudi- Benjeng yakni CV. Citra Mandiri dengan alamas Dusun Gredeg RT 06a RW.02 Desa Gredek Kecamatan Duduksampeyan, Gresik.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik, Abdullah Hamdi membenarkan ketika sidak peningkatan jalan Morowudi- Benjeng, anggotanya menyoal permasalahan tersebut.
“Dalam pengecoran jalan, ada cutting-an. Tidak simteris. Ada selisih sekitar 10 cm. Temuan teman-teman dianggap patah. Seharusnya, cutting beton pada proyek pengerasan jalan, 12 jam setelah pengecoran. Bisa diperbaiki yakni disealer dengan aspal nantinya,”jelas dia.
Untuk proyek peningkatan jalan Morowudi- Benjeng, sambung dia, progressnya sudah 90 persen. Tinggal berm atau menguruk posisinya sama dengan tanggul dari badan jalan yang melindungi kontruksi dari longsor.
“Sebenarnya, lebar jalan kalau hanya 7 meter. Karena, mungkin pengecoran dilakukan malam hari, jadi begisting jadi menceng atau mengok-mengok. Begsitingnya menggunakan plat, tetapi mungkin saja belum dikunci. Jadi, cor jalan ada tambahan lebih lebar. Juga ada yang turun karena kurang levelling. Nanti bisa disamakan waktu pengaspalan,” jelas dia.
Soal beton yang masih dianggap belum matang tetapi sudah dibuka, Hamdi menilai tidak masalah untuk beton dengan mutu 400 K. Apalagi, hanya kendaraan kecil yang melintas diatasnya. “Idealnya memang 28 hari, agar cor matang sempurna. Pelaksana sudah membuka beton di umur 14 hari, karena pekerjaan pengecoran jalan secara bergantian disisi kanan dan kiri. Dengan mutu beton 400 K, tidak ada masalah kalau hanya dilewati kendaraan kecil,”pungkas dia.
Komentar telah ditutup.