GRESIK, Berita Utama – Konsep Green Port atau pelabuhan hijau pada Terminal Untuk Pelabuhan Sendiri (TUKS) PT Petrokimia Gresik terus diperkuat untuk mewujudkan logistik pupuk yang efisien dalam mendukung swasembada pangan Indonesia.
Konsep Green Port sendiri menjadikan proses kepelabuhanan PG lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Sehingga semakin mengoptimalkan Cost Reduction Program yang telah dijalankan perusahaan. Penerapan Green Port mampu memberikan efisiensi dalam proses bongkar muat sebesar Rp37 miliar dalam setahun, serta penghematan biaya konsumsi energi di pelabuhan sebesar Rp1,6 miliar.
“Aktivitas di Pelabuhan Petrokimia Gresik tidak hanya sebatas anta rpulau, tapi juga antarnegara. Mengingat sebagian besar bahan baku masih di peroleh dari negara lain. Karena itu Green Port sudah menjadi kebutuhan bagi Petrokimia Gresik sebagai salah satu instrumen untuk mendukung swasembada pangan nasional,” tandas Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo dalam siaran persnya, Jum’at (28/02/2025)
Dijelaskan, Petrokimia Gresik juga mendapatkan amanah dari Pemerintah untuk menyalurkan pupuk bersubsidi ke berbagai daerah di Indonesia. Optimalnya penerapan Green Port berdampak pada kelancaran distribusi pupuk bersubsidi, mengingat tanggungjawab penyaluran pupuk bersubsidi yang diamanahkan kepadaPetrokimia Gresik tidak hanya di Pulau Jawa yang dapat ditempuh melalui jalur darat, tapi juga antarpulau yang membutuhkan transportasi laut.
Keberhasilan penerapan Green Port juga menjadikan Pelabuhan Petrokimia Gresik meraih sejumlah penghargaan dari stakeholder. Tahun 2022, Pelabuhan Petrokimia Gresik mendapat penghargaan Green Port Terbaik Se-Indonesia. Kemudian di tahun 2023, menjadi pelabuhan pertama di Indonesia yang mendapatkan Green Port Award System (GPAS) dari APEC Port Service Network (APSN). Penerapan Green Port juga mendukung perolehan Proper Emas, yang merupaka npenghargaan tertinggidari Kementerian Lingkungan Hidup selama empat tahun berturut-turut.
“Pencapaian ini menjadi bukti jika transformasi menuju pelabuhan ramah lingkungan dapat berjalan seiring dengan peningkatan efisiensi dan produktivitas,” tandas Dwi Satriyo.
Komentar telah ditutup.