GRESIK, Berita Utama- Pertanian adalah sumberdaya yang saat ini paling siap untuk mendukung negara semakin kokoh, kuat, dan sejahtera. Apalagi pertanian juga bersentuhan langsung dengan masyarakat yang dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian beserta sektor lain.
Untuk itu, Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengapresiasi program “Smart Precision Farming” yang digagas PT Petrokimia Gresik (PG), perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, untuk mempersiapkan masa depan pertanian Indonesia lebih baik.
“Kalau begitu Petrokimia Gresik menjadi sangat penting bagi Republik Indonesia ini. Petrokimia Gresik menjadi kekuatan yang utama. Tapi kita tidak bisa bertani seperti kemarin, tertinggal banget. Ongkosnya bisa mahal, hasilnya sederhana,” tandas Menteri SYL dalam arahannya.
Ditambahkan, PG tidak boleh kalah dengan yang lain. Kalau secara nasional maju, tapi harus dilihat sejauh mana kemajuannya.
“Bagaimana majunya (pertanian-red) Thailand, bagaimana majunya India. Beruntung kita melihat Smart Precision Farming,” ucap dia.
Sementara itu, Direktur Utama PG , Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan, program “Smart Precision Farming” nantinya akan dijalankan dengan mengembangkan teknologi baru pada pertanian Indonesia, seperti penggunaan produk pupuk dengan teknologi nano, serta pemanfaatan drone untuk pemupukan maupun pemantauan pertumbuhan tanaman.
“Pupuk berteknologi nano ini nanti akan menjadi yang pertama diproduksi oleh produsen pupuk Indonesia. Pupuk ini akan kami luncurkan di hari ulang tahun ke-51 Petrokimia Gresik dan memiliki sejumlah kelebihan. Diantaranya pengaplikasian yang jauh lebih efektif dan efisien. Sedangkan Smart Precision Farming akan terus kami kembangkan dan persiapkan dengan baik agar dapat segera terimplementasi,” terang dia dalam siaran persnya, Rabu (31/05/2023).
Pengaplikasikan pupuk ke lahan pertanian dengan menggunakan drone yang beberapa waktu lalu telah di uji coba oleh Petrokimia Gresik. Sehingga, menghemat biaya produksi bagi petani, dimana salah satu item cost yang mahal dalam budidaya pertanian adalah tenaga kerja. Sedangkan drone cukup dioperasikan oleh satu orang, dan bisa menjangkau hingga 20 Hektare lahan setiap harinya.
Drone ini telah dilengkapi dengan alat pendeteksi kondisi tanaman. Jika ada tanaman yang kekurangan pupuk maka akan melakukan penambahan dosis pupuk sesuai kebutuhan. Sebaliknya, jika tanaman sudah subur maka dosis pupuknya juga akan dikurangi, sehingga pemupukannya lebih presisi.
Petrokimia Gresik saat ini memiliki dua drone, dan akan ada penambahan sampai100 unit drone. Harapannya nanti di setiap area ada skuadrone yang kerjanya melengkapi Mobil Uji Tanah (MUT) Petrokimia Gresik dan keliling ke seluruh Indonesia.
Selianitu, drone ini juga bisa meng-capture geospasial sehingga bisa melihat kondisi tanaman yang dibudidaya, apakah tumbuh subur atau sebaliknya. Hasil capture ini juga dapat dikoneksikan dengan satelit, sehingga scale up-nya bisa dimanfaatkan untuk pertanian Indonesia, dimana hasil capture ini dapat memberikan data luas tanam yang ada di negara ini.
“Ini merupakan inovasi dari Insan Petrokimia Gresik untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan pertanian di Indonesia di masa mendatang,” tandasnya.
Dwi Satriyo juga mengatakan, “Smart Precision Farming” sebagai sarana untuk semakin meningkatkan ketertarikan generasi muda terjun di sektor pertanian. Mengingat generasi muda identik dengan teknologi dan segala sesuatu yang praktis.
“Ini adalah angin segar bagi sektor pertanian Indonesia yang harus terus kita dorong dengan kemajuan teknologi,” pungkasnya.
Komentar telah ditutup.