GRESIK- beritautama.co- Libur panjang dimanfaatkan oleh Anggota DPRD Gresik untuk berekreasi di destinasi wisata yang ada di Kota Gresik. Salah satunya, legislator yang sudah 3 periode duduk di kursi parlemen Gresik, Miftahol Jannah yang mengunjungi Kebun Pak Inggih (KPI), Senin (16/05/2022).
Lokasi tersebut merupakan wisata kedua di Desa Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah setelah Setigi (Selo Tirto Giri). Agrowisata dengan luas lahan 2,5 hektar, sangat cocok untuk kalangan muda hingga tua.
“KPI ini luar biasa. Terutama pak kepala Desa Sekapuk dalam mendesainnya. Semua yang ada disini mengandung makna sendiri-sendiri,”ujar dia.
Ditambaahkan, jika di Gresik sendiri ada destinasi wisata keluarga yang ekskotik, maka tidak perlu harus jauh-jauh ke luar Gresik.
“Apalagi ini kan pemasukannya untuk BUMDes, untuk pembangunan desa lewat sektor pariwisata, maka kami lebih memilih liburan bersama keluarga disini saja”, tambahnya.
Sementara itu, Kades Sekapuk Abdul Halim menjelaskan alasan KPI dibangun karena hakikat seorang pemimpin berkewajiban s mencari potensi yang bisa dikelola dan bisa menjadi lebih baik kedepannya.
“Sebelumnya, ini (lokasi KPI) merupakan lahan tidak produktif bagian kepala desa terpilih, kalau dibiarkan sebuah dosa besar jika kita sadari itu, karena seorang yang punya kewenangan dan tidak mengelola kewenangan itu maka akan sia-sia jabatannya,”ujar dia.
Ditambahakan. sebagian masyarakat Sekapuk yang berprofesi sebagai petani, Maka KPI bisa semangat bangkit lagi dan bangga menjadi pekebun dan petani, sehingga tanah-tanahnya tidak dijual murah kepada perusahaan-perusahaan yang nantinya tidak punya lahan untuk bertani.
Konsep KPI yang sangat menarik dengan adanya perkebunan berbagai macam buah dan Monumen Ratu Agro menjadikan perkebunan KPI punya karakter, serta terdapat sejarah majapahit yang sangat mengedukasi generasi millenial, yang tentunya bagus untuk tempat swafoto.
“Bangunan indah dengan tema Majapahitan untuk menyampaikan kepada generasi millenial bahwa dalam peradaban-peradaban kemajuan zaman kita tidak boleh melupakan historis bangsa ini, sebelum adanya NKRI ada penjajahan, sebelum adanya penjajahan itu ada Majapahit”, tutur Abdul Halim.
Selain sebagai tempat wisata, tujuan KPI juga untuk mengedukasi, mengajak, dan menghimbau kepada generasi millenial agar tetap cinta kepada perkebunan dan pertanian. Seab, ketahanan pangan tu disana.
“Juga kepentingan untuk menciptakan lapangan kerja baru untuk warga desa,” jelasnya.
Abdul Halim menejalaskan pilihannya harus KPI agar kita tidak menghilangkan kearifan desa, karena masyarakat dulunya seorang petani dan pekebun.
“Maka penting bagi kita harus menghargai petani dan pekebun karena mereka adalah pejuang kekuatan pangan lokal”, tambahnya.
Terdapat beberapa konsep villa yang sangat menarik dan cocok untuk bermalam bersama teman, sahabat, maupun keluarga tercinta yang disebut sebagai Cottage Nusantara.
Beberapa penginapan tersebut seperti Rumah Gebyok Jawa Timur, Rumah Gladak Bugis Sulawesi, Rumah Lumbung/Lombok, Rumah Segitiga/Bali 2 lantai, Rumah Betawi, Rumah Jawa, dan Camping Ground. Istimewanya, saat malam hari pengunjung bisa berkeliling seolah yang memiliki lahan 2,5 hektar itu.
Beberapa fasilitas staycation yang bisa kalian dapatkan yakni Bed, TV, Lemari/Rak, Air Mineral, Breakfast, Free Drink, Grill, Free WiFi, Kolam Renang, Kolam Pemancingan, dan Include Tiket Masuk Wisata. Graha atau balai pertemuan juga tersedia untuk kalian mengadakan acara rapat, resepsi, dan masih banyak lagi.
Ternyata, pembiayaan pembangunan KPI ini murni dari Pendapatan Asli Desa (PADes).
“Ini penting, karena kalau ingin pembangunannya pesat maka merdekakan ekonomi, PADes ditingkatkan, dihidupkan, bukan malah dimandulkan bahkan dimatikan. Dengan cara meningkatkan BUMDes, ditata, dikelola, manajemen yang bagus, sehingga menghasilkan pendapatan yang cukup, ketika cukup, maka dikembangkan lagi untuk usaha,” urainya.
Wisata yang dibangun mulai tahun 2021 ini baru dilaunching pada tanggal 2 Februari 2022, dengan harga tiket masuk sebesar Rp 15 ribu saja.